Pemerintah Belum Menetapkan Harga

- Editor

Jumat, 12 Februari 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Meski pelaksanaan uji coba penerapan kantong plastik berbayar di ritel- ritel modern di beberapa kota di Indonesia tinggal 10 hari lagi, hingga kini pemerintah belum menetapkan harga kantong plastik. Sejumlah kota menetapkan harga sendiri.

Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) memberi tawaran harga kantong plastik Rp 200, sementara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Rp 500. Meski harga Rp 200 bukan harga mati, Aprindo tak mau dititipi uang masyarakat atau sisa harga pokok plastik.

Itu mengemuka dalam pertemuan KLHK dengan Aprindo, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, serta sejumlah organisasi, Kamis (11/2), di Jakarta. “Kami tak mau dititipi uang masyarakat. Itu nanti harus ada audit yang membebani kami dan akhirnya konsumen terbebani,” ujar Tutum Rahanta, Wakil Ketua Umum Aprindo.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Aprindo menginginkan kantong plastik dijual putus dengan harga sama di setiap daerah. Itu demi mempermudah sistem penjualan dan keuangan ritel yang memiliki cabang di banyak kota.

Menurut Tutum, harga Rp 200 per lembar sempat dimunculkan Aprindo sebagai pemberitahuan awal ke masyarakat bahwa plastik akan berbayar. Harga Rp 200 belum menutup harga pokok. Namun, harga pokok itu masih di bawah Rp 500.

Saat awal rencana keresek berbayar itu didengungkan, KLHK menilai sisa dana dikelola pihak ketiga untuk kegiatan lingkungan atau digunakan peritel untuk CSR lingkungan. Namun, sistem ini diurungkan KLHK.

“Kami sangat mendukung kebijakan kantong plastik berbayar, tapi tidak pada teknis harga dan mekanismenya,” kata Tutum.

Terkait harga Rp 200 per kantong plastik yang diusulkan Aprindo, beberapa pihak menilai terlalu murah. Itu membuat tujuan semula untuk mengubah perilaku dan mengurangi timbulan sampah tak akan efektif.

Survei KLHK yang masih berjalan, dari 9.000 lebih sampel, lebih dari 70 persen setuju harga kantong plastik Rp 500-Rp 2.000. Dalam pertemuan sejumlah wali kota dengan KLHK, keluar angka Rp 200-Rp 5.000 per kantong.

Di tengah kondisi ini, Wali Kota Balikpapan mengeluarkan surat edaran yang memerintahkan peritel setempat menerapkan kantong plastik berbayar Rp 1.500. Tutum mengatakan, secara lisan, sejumlah pemkot telah menyebut harga Rp 500-Rp 2.000. Ini menimbulkan kegelisahan pada Aprindo setempat.

Direktur Pengelolaan Sampah KLHK R Sudirman mengatakan, besaran harga akan dibicarakan lagi bersama Aprindo dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia. KLHK akan menyurati 23 wali kota yang ikut serta dalam uji coba kantong plastik berbayar untuk menunggu penetapan harga dari pusat. (ICH)
——————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 12 Februari 2016, di halaman 13 dengan judul “Pemerintah Belum Menetapkan Harga”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Berita Terbaru

Artikel

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Senin, 7 Jul 2025 - 08:07 WIB

Fiksi Ilmiah

Bersilang Nama di Delhi

Minggu, 6 Jul 2025 - 14:15 WIB

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB