Difteri Renggut 3 Anak

- Editor

Kamis, 4 Februari 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Empat Anak Masih Dirawat di Rumah Sakit
Dalam waktu sebulan, tiga anak di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, meninggal akibat penyakit difteri. Hingga Rabu (3/2), masih ada empat anak yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Jati Cirebon karena penyakit infeksi saluran pernapasan akut itu.

Tiga anak yang meninggal itu adalah Uswatun Hasanah (2), Ismatun Maula (7), dan Nurul Luluil M (12). Mereka saudara kandung. Adapun empat anak yang masih dirawat di rumah sakit adalah sepupu korban yang meninggal. Mereka tinggal di Desa Sampih, Kecamatan Susukanlebak, Kabupaten Cirebon, sekitar 25 kilometer sebelah barat laut Kota Cirebon.

Ismatun meninggal di rumah orangtuanya. Dua saudaranya tak terselamatkan meskipun telah mendapatkan penanganan di RSUD Gunung Jati.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Difteri disebabkan bakteri Corynebacterium diphtheriae. Bakteri ini umumnya ditemukan di daerah beriklim sedang dan tropis. Biasanya, bakteri ini menyerang tenggorokan dan hidung, kadang pada kulit. Selama ini, imunisasi dapat mengantisipasi penyakit yang banyak menyerang anak-anak itu.

“Saat itu, keponakan saya demam, flu, dan batuk. Saya kira penyakit biasa,” ujar Syatori (46), paman ketiga korban meninggal.

Puskesmas setempat pun memeriksa keponakan Syatori yang mengalami demam selama tiga hari sebelum dirujuk ke RSUD Gunung Jati. Belakangan, giliran empat anak Syatori yang dirawat di RSUD Gunung Jati karena positif tertular difteri.

unduhan (1)Rumah Syatori berada di depan kediaman saudaranya, As’ari, orangtua tiga korban yang meninggal. Selain bertani, warga setempat juga beternak kambing sehingga memiliki kandang kambing di sekitar rumah.

Syatori tak tahu pasti penyakit apa yang menjangkiti anak dan keponakannya. “Katanya penyakit mereka difteri karena tidak diimunisasi. Di sini hanya sekitar 30 persen warga yang mau diimunisasi. Selama ini memang begitu,” ujarnya.

Melalui udara
Direktur Utama RSUD Gunung Jati Heru Purwanto mengatakan, difteri mudah menular melalui udara. “Karena penularannya mudah, penderita sekarang diisolasi di ruangan khusus. Keluarganya juga sudah kami periksa,” lanjutnya.

Menurut Heru, difteri merupakan salah satu penyebab kematian bayi dan anak lebih dari 20 tahun lalu. Anak-anak menjadi korban karena memiliki tingkat imun yang rendah. “Karena itu, program imunisasi kepada anak digalakkan. Jika semua warga diimunisasi, seharusnya penyakit itu sudah tidak ada,” katanya.

Heru menambahkan, kesehatan warga di blok permukiman yang terjangkit perlu diperiksa untuk memastikan tidak ada lagi yang tertular difteri.

Kepala Desa Sampih Suherman mengatakan, baru kali ini warganya terserang difteri. “Imunisasi terus dilakukan. Setiap bulan juga ada pemeriksaan kesehatan,” ucapnya.

Data Riset Kesehatan Dasar 2013 menyebutkan, masih ada 8,7 persen anak berusia 12-23 bulan di Tanah Air yang tidak mendapatkan imunisasi. Imunisasi dapat mencegah kematian akibat penyakit infeksi berat, seperti difteri, tuberkulosis, campak, polio, tetanus, dan hepatitis B.(IKI)
————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 4 Februari 2016, di halaman 15 dengan judul “Difteri Renggut 3 Anak”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB