Kawasan ilmu pengetahuan dan teknologi seluas 20 hektar berbasis produk pangan dibangun di Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung. Kawasan itu akan jadi pusat riset pengembangan inovasi diversifikasi pangan dari bahan baku berupa ubi kayu dan jagung.
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Unggul Priyanto, Rabu (30/12) di Bandar Lampung, menyatakan, Lampung Tengah adalah sentra produksi ubi kayu di Lampung. Selama ini, masyarakat hanya menjual ubi kayu berbentuk bahan mentah sehingga tak punya nilai tambah.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung, jumlah produksi ubi kayu di Lampung 8,03 juta ton pada 2015. Lampung jadi penyumbang terbesar di Indonesia untuk produksi ubi kayu nasional yang mencapai 22 juta ton. Produksi jagung di Lampung 1,64 juta ton pada 2015, atau 8,2 persen dari produksi jagung nasional, yakni 19,8 juta ton.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dengan adanya kawasan iptek itu, masyarakat bisa memanfaatkan teknologi untuk menciptakan inovasi produk pangan alternatif. Ke depan, tiap daerah diharapkan punya inovasi sesuai keunggulan daerahnya. “Pembangunan taman tekno ini tak hanya sebagai kawasan uji coba, tetapi jadi penggerak pembangunan daerah sesuai Nawacita Presiden,” ujarnya.
Menurut Kepala Balai Besar Teknologi Pati Aton Yulianto, yang juga penanggung jawab pengelolaan kawasan iptek di Lampung, ada produk inovasi berupa beras sehat dari singkong dan jagung dengan produksi 1 ton per hari. Itu ditawarkan sebagai pangan alternatif bagi penyandang obesitas atau diabetes karena rendah lemak dan gula. (VIO)
—————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 2 Januari 2016, di halaman 14 dengan judul “Kawasan Iptek Berbasis Pangan Dibangun”.