Pertamina Meminta PT Mitra Gencar Menjaring Peserta OSN

- Editor

Kamis, 17 September 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pendaftaran peserta provinsi untuk Olimpiade Sains Nasional Pertamina tinggal dua pekan. Oleh karena itu, 43 perguruan tinggi yang menjadi mitra penyelenggara diharapkan semakin gencar mempromosikan ajang ilmiah ini kepada para mahasiswa di seluruh Indonesia.

“Tahun ini kuota pesertanya ialah 25.000 mahasiswa dari jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) se-Indonesia. Mereka dibagi ke dalam dua jenis lomba, yaitu teori dan proyek ilmiah,” kata Ketua Pelaksana Olimpiade Sains Nasional (OSN) Pertamina 2015 Yasman saat ditemui di Jakarta, Rabu (16/9). Lomba itu diselenggarakan setiap tahun yang berawal pada 2008. Menurut Yasman, animo peserta terus meningkat.

Pada hari ini juga Yasman beserta Direktur Kemahasiswaan dan Pembinaan Karier Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Didin Wahidin dan Dekan Fakultas MIPA Universitas Indonesia Abdul Haris melakukan konferensi televideo dengan 43 perguruan tinggi mitra. Rata-rata setiap perguruan tinggi diamanatkan mencari 500 hingga 1.000 peserta, baik dari negeri maupun swasta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

f7cbdf4c794e45a3993fe770b73942c2KOMPAS/LARASWATI ARIADNE ANWAR–Panitia penyelenggara OSN Pertamina 2015 melakukan konferensi televideo dengan 43 perguruan tinggi mitra dan meminta mereka menggencarkan promosi lomba ilmiah tersebut.

Dari laporan perguruan tinggi-perguruan tinggi tersebut, umumnya mereka kesulitan mendaftarkan mahasiswa baru karena perkuliahan baru dimulai dua pekan lalu sehingga mahasiswa-mahasiswa baru belum memiliki kartu tanda mahasiswa.

Yasman menanggapi bahwa hal tersebut bisa diganti dengan menggunakan kartu tanda penduduk dan keterangan dari jurusan.

Peningkatan mutu
Yasman menuturkan, Indonesia memiliki potensi besar di dalam bidang sains dan teknologi, tetapi membutuhkan pengembangan dan pembinaan berkelanjutan. Dari pengalaman OSN di tahun-tahun sebelumnya, rata-rata peserta hanya bisa menjawab 70 persen dari soal-soal yang ditanyakan. Dari segi inovasi teknologi, ada kreativitas yang mumpuni dari para peserta.

“Mulai tahun ini, untuk proyek ilmiah yang memenangi OSN akan dikembangkan agar bisa diterapkan. Jadi, tidak sekadar disimpan sebagai prototipe,” ujar Yasman.

Selain itu, OSN Pertamina juga mengenalkan para peserta kepada persaingan di tingkat Asia Tenggara. Pasalnya, pada babak final akan dipilih 15 peserta dari Indonesia dan tiga peserta dari universitas-universitas terbaik di ASEAN.

“Hal ini berguna untuk meningkatkan semangat bersaing anak-anak Indonesia. Apalagi, Desember 2015 kita sudah memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN,” kata Didin. Ia menambahkan, tujuan perkuliahan tidak hanya untuk belajar dan menyelesaikan satuan kredit semester, tetapi juga untuk menantang diri agar bisa bersaing secara nasional ataupun internasional.

LARASWATI ARIADNE ANWAR
Sumber: Kompas Siang | 16 September 2015

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Rabu, 2 Juli 2025 - 18:46 WIB

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Jumat, 27 Juni 2025 - 05:33 WIB

Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah

Berita Terbaru

Fiksi Ilmiah

Bersilang Nama di Delhi

Minggu, 6 Jul 2025 - 14:15 WIB

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB