Minat Anak Perlu Dirangsang sejak Dini

- Editor

Sabtu, 12 September 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pelajaran sains termasuk pelajaran yang kurang diminati anak karena dianggap sulit. Sains dapat diajarkan dengan cara yang menyenangkan sehingga anak didik menyukainya sejak usia dini di sekolah dasar.

Hal itu diungkapkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan saat menjamu 17 murid penerima penghargaan Kalbe Junior Scientist Award 2015 di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Jumat (11/9). Hadir dalam acara itu dewan juri Prof Nizam, Presiden Direktur PT Kalbe Farma Irawati Setiady, dan guru pendamping anak didik penerima penghargaan.

Anies mengungkapkan, sekolah seharusnya menjadi taman belajar yang menyenangkan bagi siswa. “Selama ini anak didik tidak senang ketika harus berangkat ke sekolah dan belajar di sekolah. Mereka justru senang ketika jam pelajaran selesai dan pulang dari sekolah,” katanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hal ini, kata Anies, karena murid selalu dibebani tugas-tugas sulit yang sangat membosankan. Guru sulit mengemas pelajaran menjadi sebuah permainan yang menarik, khususnya mata pelajaran sains.

Menurut Irawati, sains sangat penting dalam mendukung kemajuan suatu bangsa. Karena itu, sains perlu diperkenalkan kepada siswa sejak dini.

Keberhasilan penyampaian ilmu sains dengan cara menyenangkan bisa dilihat dari hasil karya 17 anak didik pemenang Kalbe Junior Scientist Award 2015. Guru menyampaikan ilmu sains lewat masalah yang mereka hadapi sehari-hari sehingga anak didik lebih mudah memahami dan bisa memecahkan masalah dengan ide yang orisinal.

a8e9ee4787d14c9288701ce1bdfc15c0KOMPAS/WISNU WIDIANTORO–Presiden Joko Widodo berdialog dengan siswa sekolah dasar yang menjadi finalis Kalbe Junior Scientist Award 2015 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (9/9). Dalam pesannya, Presiden meminta kepada mereka untuk terus belajar dan menjadi generasi yang menguasai teknologi.

Farah Dennisa Imarini dan Aurora Btari Maharani, siswi SD Negeri Kranggan 1, Mojokerto, Jawa Timur, salah satu pemenang Kalbe Junior Scientist Award 2015, mempunyai karya sederhana, yaitu alat pencuci telur asin. Dengan alat itu, waktu mencuci 500 butir telur yang sebelumnya menghabiskan lima jam bisa dipersingkat menjadi satu jam.

“Ide itu muncul saat kami dibawa guru jalan-jalan ke tempat pembuatan telur asin. Kami disuruh cari masalah apa yang dihadapi pengusaha telur. Kami lihat pencucian telurnya sangat lama dan membosankan,” kata Farah.

Dari kunjungan ke tempat pembuatan telur asin itu, muncullah ide untuk membuat pencuci telur dengan menggunakan tenaga listrik.

Kalbe Junior Scientist Award 2015 menerima 881 karya sains dari 22 provinsi di Indonesia. Pesertanya murid kelas 4-6 SD, berusia 10-12 tahun.(B01)

Sumber: Kompas Siang | 11 September 2015

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Berita ini 13 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Berita Terbaru

Artikel

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Senin, 7 Jul 2025 - 08:07 WIB

Fiksi Ilmiah

Bersilang Nama di Delhi

Minggu, 6 Jul 2025 - 14:15 WIB

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB