31 Roket Diluncurkan; Minat Mahasiswa Tinggi

- Editor

Senin, 28 Juni 2010

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sebanyak 31 roket berhasil diluncurkan dalam Kompetisi Roket Indonesia 2010 yang diselenggarakan di Pantai Pandansimo, Bantul, DI Yogyakarta, Minggu (27/6). Kompetisi tersebut diikuti 31 tim dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Roket tersebut masing-masing panjangnya 1,2 meter dan diameter 70 mm. Daya jangkauan maksimum 700 meter dan pencapaian ketinggian bisa 400 meter. Peluncuran dilakukan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), sedangkan mahasiswa peserta kompetisi menyiapkan muatan roket berupa alat sensor untuk mengukur suhu udara, kelembaban, dan akselerasi roket. Data kemudian dikirimkan ke stasiun pemantau.

Data kemudian dicocokkan dengan data lain yang dimiliki Lapan. Tim yang mencapai tingkat akurasi tertinggi merupakan tim yang akan menang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kebangkitan roket

Menteri Riset dan Teknologi Suharna Surapranata menyebutkan, kompetisi ini sebagai ajang kebangkitan roket Indonesia. Kebangkitan itu ditandai pula pada awal 2011 nanti, Lapan akan meluncurkan roket hingga ketinggian 630 kilometer. Peluncuran ini untuk mengorbitkan Satelit Lapan-Orari sebagai satelit mitigasi bencana, yaitu satelit kembar dengan orbit ekuatorial yang mengantisipasi terputusnya saluran telekomunikasi saat terjadi bencana di Indonesia.

”Pengembangan roket ini bukan terletak pada persoalan ketertinggalan atau ketidakmampuan kita, tetapi pada sinergi dana ataupun institusinya. Sekarang bisa diwujudkan dan sekarang ini masa kebangkitan roket Indonesia,” kata Suharna kepada wartawan setelah membuka Kompetisi Roket Indonesia (Korindo) 2010.

Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Kementerian Pendidikan Nasional Suryo Hapsoro menyebutkan, untuk menunjang kegiatan Korindo ini, kementeriannya mengalokasikan dana Rp 1,2 miliar.

Korindo diawali pada 2007 sebagai hasil kerja sama Lapan dengan TNI Angkatan Udara, Universitas Gadjah Mada, dan Pemerintah Kabupaten Bantul. Kementerian Pendidikan Nasional mulai bergabung pada 2009. Sinergi dana ataupun sumber daya manusia di antara berbagai institusi terkait semacam ini yang diharapkan Suharna.

Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Lapan Soewarto Hardhienata mengungkapkan, minat generasi muda terhadap peroketan kini mulai meningkat.

Soewarto mengatakan, penilaian Korindo 2010 mengacu pada rekayasa mahasiswa dalam membentuk muatan nano di bawah 5 kilogram berisikan teknologi sensor meteorologi. Roket pembawa muatan disiapkan Lapan dengan bahan bakar propelan yang dibikin Lapan sendiri. (ENY/NAW)

Sumber: Kompas, Senin, 28 Juni 2010 | 04:29 WIB

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Berita ini 10 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Rabu, 2 Juli 2025 - 18:46 WIB

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Jumat, 27 Juni 2025 - 05:33 WIB

Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah

Berita Terbaru

Fiksi Ilmiah

Bersilang Nama di Delhi

Minggu, 6 Jul 2025 - 14:15 WIB

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB