Kompetisi Roket; Politeknik Elektronika Surabaya Meraih Juara

- Editor

Selasa, 29 Juni 2010

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tim mahasiswa dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya menjadi pemenang Kompetisi Roket Indonesia atau Korindo 2010, yang diselenggarakan di Pantai Pandansimo, Bantul, Yogyakarta, 26–28 Juni 2010.

Penetapan juara dilakukan setelah para peserta mempresentasikan data yang diperoleh dari rancangan muatan sensor meteorologi yang diluncurkan dengan roket tipe RUN 70-100 bikinan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan). Roket ini diluncurkan hingga ketinggian sekitar 400 meter.

Dari sebanyak 31 tim peserta, satu tim mahasiswa dari Universitas Sumatera Utara mengundurkan diri. Hal ini karena komunikasi data dari rancangan muatan roketnya yang mengungkap suhu, kelembaban udara, tekanan, akselerasi, dan arah mata angin, itu gagal ditransmisikan ke stasiun darat di lokasi peluncuran.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Para peserta mempresentasikan data pada Senin (28/6) kemarin di gedung Pemerintah Kabupaten Bantul secara bergiliran.

Tim EEPISky 10 dari Politeknik Elektronik Negeri Surabaya sebagai peraih juara pertama, beranggotakan Ahmad Fuady (Jurusan Mekatronika), Eko Budi Utomo (Jurusan Elektronika), dan Prabanca Adi (Jurusan Mekatronika). Mereka mendapatkan hadiah uang Rp 10 juta.

Juara kedua diraih Universitas Pelita Harapan Jakarta. Kemudian juara ketiga diraih tim mahasiswa dari Politeknik TEDC Bandung.

Gagal ”homing”

Anggota Dewan Juri, Wahidin Wahab, menuturkan, semua peserta Korindo 2010 masih gagal ”homing”, yaitu kriteria untuk rancangan muatan setelah terlontar dari roket, harus diupayakan kembali ke titik peluncuran. Bobot muatan diatur tidak boleh melampaui 1 kilogram.

Muatan itu akan terlontar dan jatuh dengan parasut setelah bahan bakar propelan di dalam roket habis terbakar. Muatan selain dilengkapi sensor data meteorologi, juga dilengkapi motor yang bisa dikendalikan secara jarak jauh untuk mengarahkan jatuhnya ke titik peluncuran.

Kepala Instalasi Validasi dan Sertifikasi Lapan Atik Bintoro mengatakan, secara teori pengembalian muatan roket ke titik peluncuran bisa dilakukan. Dengan pengendalian jarak jauh, arah jatuh muatan bisa diubah arah 180 derajat dari gerak roket. (NAW)

Sumber: Kompas, Selasa, 29 Juni 2010 | 05:15 WIB

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia
Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama
Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an
AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah
Ancaman AI untuk Peradaban Manusia
Tingkatkan Produktivitas dengan Kecerdasan Artifisial
Menilik Pengaruh Teknologi Kecerdasan Buatan dalam Pendidikan
Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Berita ini 6 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 16 Februari 2025 - 09:06 WIB

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:57 WIB

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:52 WIB

Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:48 WIB

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:44 WIB

Ancaman AI untuk Peradaban Manusia

Berita Terbaru

Berita

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:57 WIB

Berita

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:48 WIB

Berita

Ancaman AI untuk Peradaban Manusia

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:44 WIB