Sebanyak 23 tim dari 18 perguruan tinggi Indonesia siap bertarung dalam Shell Eco-Marathon Asia 2015 di Manila, Filipina, 25 Februari–2 Maret. Indonesia diharapkan meningkatkan prestasi yang sebelumnya selalu diperoleh pada ajang tahunan, sejak lima tahun terakhir itu.
”Kami berharap ajang kompetisi ini bisa menanamkan pola pikir hemat energi bagi setiap anak muda,” kata Anita Setyorini, Social Investment Manager PT Shell Indonesia, Senin (23/2), di Jakarta, saat temu media dengan sejumlah wartawan dari Indonesia yang akan meliput Shell Eco-Marathon Asia (SEMA) 2015 Manila tersebut.
Keikutsertaan 23 tim itu merupakan kontingen terbesar kedua setelah tim tuan rumah, Filipina, yang mengirimkan 30 tim. Ajang adu irit dan keselamatan mobil masa depan itu diikuti 133 tim dari 17 negara di kawasan Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pada ajang perdana SEMA-2010 di Sirkuit Sepang, Malaysia, Indonesia hanya mengirim sembilan tim. Pada 2011 mengirim 12 tim dan 2013 mengirim 18 tim.
Anita mengatakan, antusiasme mahasiswa dari Indonesia dalam mengikuti ajang ini sangat besar. Kondisi itu membuat panitia membatasi satu perguruan tinggi hanya boleh mengirim maksimal dua tim. Setiap tim berawak 10 anggota, termasuk dosen pembimbing.
Tahun ini, lebih dari 50 tim dari Indonesia mendaftarkan diri. Namun, seleksi meloloskan 23 tim yang dinilai siap. Sebagian peminat memiliki kelemahan dari sisi keamanan dan keselamatan berkendara.
Setiap tahun, tim-tim dari Indonesia selalu membawa pulang juara urban concept berbahan bakar bensin, etanol, solar, dan baterai listrik maupun penghargaan off-track. Pencapaian minim adalah dari kategori kendaraan prototipe yang mengedepankan desain futuristik.
Secara terpisah, Willy Chandra dari Tim Sadewa Otto Universitas Indonesia mengatakan, timnya optimistis bakal membawa gelar juara seperti tahun lalu. ”Kami sudah pelajari area sirkuit di Manila berupa jalan raya yang tak selalu mulus, kadang bergelombang. Berbeda dengan area sirkuit balap di Sepang,” kata Willy, yang Senin malam kemarin bertolak menuju Manila untuk mengikuti SEMA 2015.
Willy mengatakan, unit kendaraan, Kalabia, yang telah dikirimkan akhir Desember 2014 telah diperbaiki berdasarkan pengalaman sebelumnya. Mereka memperbaiki sisi aerodinamika dan strategi mengemudi.
Ajang SEMA menjadi uji menantang untuk menemukan solusi efisiensi penggunaan bahan bakar. Inovasi kaum muda dihadapkan pada kemampuan merancang, membangun, dan menguji kendaraan yang menempuh jarak terjauh dengan konsumsi energi atau bahan bakar paling minim. (ICH)
Sumber: Kompas, 24 Februari 2015
Posted from WordPress for Android