Tanaman bunga hias memiliki prospek pasar tersendiri. Salah satu jenis bunga yang digemari tersebut adalah krisan.
HUMAS KEMENTERIAN PERTANIAN—Bunga krisan Suryandhari Agrihorti ini varietas unggul karya pemulia dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian ini satu dari 70 varietas krisan yang telah dilepaskan untuk dibudidayakan masyarakat.
Saat ini terdapat sekitar 20 jenis varietas unggul bunga krisan dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian yang dikembangkan dan dibudidayakan oleh kelompok tani di Tomohon, Sulawesi Utara. ”Kota Bunga” tersebut merupakan salah satu sentra tanaman hias yang memanfaatkan hasil-hasil Balitbangtan sejak tahun 2010.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam siaran pers Kementerian Pertanian, Senin (15/6/2020), Ketua Asosiasi Bunga Indonesia (Asbindo) Kota Tomohon Piet Pungus mengatakan bahwa varietas-varietas krisan produk Balitbangtan memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan varietas lainnya. Keunggulan tersebut, di antaranya adaptif ditanam di wilayah Kota Tomohon serta lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Karakter tanamannya lebih kuat dilihat dari besarnya tangkai dan daun pada tanaman krisan.
Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry mengatakan, keunggulan produksi dan mutu hasil budidaya tanaman didukung peranan benih dan varietas tanaman. Hal ini pada ujungnya akan meningkatkan pendapatan petani dan kesejahteraan masyarakat.
HUMAS KEMENTERIAN PERTANIAN–”Kota Bunga” Tomohon di Sulawesi Utara memanfaatkan sekitar 20 varietas krisan hasil pengembangan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian.
Indra Salam, petani sekaligus penangkar benih krisan Tomohon yang juga Ketua Kelompok Tani Matuari Kakaskasen Dua, mengatakan, uji coba budidaya krisan Balitbang menunjukkan prospek menjanjikan. Pada awal budidaya, tahun 2010, ia kesulitan memperoleh benih yang berkualitas karena bergantung pada kiriman benih dari Pulau Jawa. Padahal, kebutuhan benih untuk satu musim tanam di kalangan petani kota Tomohon saja tidak kurang dari 500.000 stek.
Pada 2017, Balitbangtan yang diwakili oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) menginisiasi pembentukan asosiasi penangkar benih krisan kota Tomohon. ”Saat ini Tomohon dapat memproduksi benih krisan varietas Balitbangtan sendiri,” ujar Indra.
Krisan merupakan salah satu komoditas Balitbangtan yang pengembangannya menjadi prioritas di sektor hortikultura. Sampai dengan 2020, Balitbangtan telah melepas lebih dari 100 varietas unggul krisan melalui UPT Balithi.
HUMAS KEMENTERIAN PERTANIAN—”Kota Bunga” Tomohon di Sulawesi Utara juga memanfaatkan sekitar 20 varietas krisan hasil pengembangan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian. Tampak petani sedang merawat bibit bunga krisan.
Kepala Balithi Rudy Soehendi mengatakan, pengembangan krisan produk Balitbangtan terus diupayakan ke berbagai wilayah. Hingga saat ini, telah terbentuk sentra-sentra produksi krisan yang terpusat di beberapa lokasi, di antaranya Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, dan yang terbaru adalah di Nusa Tenggara Timur. Antusiasme pelaku usaha tani tanaman hias khususnya krisan seperti di Kota Tomohon ini diharapkan percepatan transfer teknologi yang telah dihasilkan Balitbangtan dapat semakin optimal.
Suryandhari Agrihorti
Dalam siaran pers, Balitbangtan hingga kini telah melepas lebih dari 70 varietas krisan bunga potong yang memiliki karakter dan keunggulan yang berbeda-beda pada setiap varietasnya. Satu di antaranya adalah krisan Suryandhari Agrihorti yang dihasilkan Balitbangtan pada tahun 2019.
Bunga tipe spray berbentuk ganda dan berwarna bunga pita kuning menjadikan Suryandhari Agrihorti sangat cocok untuk dijadikan sebagai penghias ruangan atau dekorasi panggung. Krisan Suryandhari Agrihorti memiliki tinggi tanaman 111,5-137 cm, sistem perakaran serabut dengan waktu inisiasi akar stek 10-15 hari. Krisan ini mempunyai periode kesegaran bunga dalam ruangan (vase life) 12-14 hari, beradaptasi baik dan dapat dikembangkan secara komersial di daerah dengan ketinggian lokasi 700-1.200 meter dari permukaan laut.
Kurnia Yuniarto, pemulia varietas Suryandhari Agrihorti, menjelaskan bahwa pada umur 59-62 hari setelah tanam, varietas ini berpotensi menghasilkan 10 – 24 kuntum per tanaman per musim tanam. ”Batang berpenampang bulat berwarna hijau dengan daun berbentuk lonjong menjari serta lekukan dalam dan gerigi sedang membuat varietas ini semakin terlihat menarik,” ujarnya.
Kepala Balithi Rudy Soehendi menambahkan bahwa kebutuhan krisan saat ini di Indonesia masih tergolong cukup tinggi dan pemanfaatannya sebagai bunga pot dan bunga potong, untuk bunga potong krisan banyak dimanfaatkan sebagai rangkaian bunga dan dekorasi lainnya. ”Sehingga Balithi sebagai Unit Pelaksana Teknis Balitbangtan selalu berupaya menciptakan varietas unggul yang memiliki corak unik agar krisan selalu diminati pasar setiap waktu,” katanya.
Oleh ICHWAN SUSANTO
Editor: ICHWAN SUSANTO
Sumber: Kompas, 15 Juni 2020