Riset Pertanian;Detam 4 Lebih Toleran Kekurangan Air

- Editor

Sabtu, 26 Oktober 2013

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Varietas baru kedelai hitam, Detam 4 Prida, lebih toleran terhadap kekurangan air hingga 50 persen. Varietas ini memiliki akar serabut lebih banyak dan akar tunjang lebih dalam sehingga dapat menjangkau air hingga ke berbagai sisi tanah.

”Berbeda dengan Detam 3, sistem perakaran Detam 4 mampu mengekstrak air lebih banyak dalam situasi kekurangan air,” ujar peneliti kedelai dari Badan Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Kementerian Pertanian, Muchlish Adie, dalam seminar ”Detam 3 dan Detam 4 Prida: Varietas Kedelai Hitam Berumur Super Genjah dan Toleran Kekeringan Fase Produktif”, Kamis (24/10), di Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Bogor.

Muchlish menuturkan, varietas baru itu diteliti sekitar enam tahun sejak 2005. Pengujian terakhir varietas baru itu dilakukan tahun 2011 di 16 lokasi, antara lain di Jawa Tengah, Jawa Barat, Bali, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat.

Menurut dia, Indonesia membutuhkan varietas yang memiliki karakteristik seperti Detam 4. Sebab, saat ini kondisi cuaca sulit diprediksi dan berubah-ubah. Dengan varietas ini, jika petani tiba-tiba menghadapi kemarau, ia terhindar dari gagal panen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Muchlish menuturkan, Detam 4 adalah varietas super genjah. Artinya, varietas itu sudah tua saat di bawah usia 71 hari sehingga terhindar dari kekeringan. Kedelai rentan kekeringan pada usia di atas 81 hari, di fase penyisihan biji dan menjelang tua.

Varietas ini pada dasarnya dapat dibudidayakan di semua daerah, tetapi lebih diprioritaskan di daerah sawah. Di Indonesia, 60 persen kedelai ditanam di persawahan.

Muchlish menuturkan, varietas ini dapat diakses petani saat dilepas melalui Balai Pengelolaan Benih. Lembaga itulah yang menyediakan benih untuk petani dan badan usaha.

Saat ini, pemerintah telah melepas sekitar tujuh varietas baru kedelai hitam, yakni Otau, No 27, Merapi, Cikuray, Mallika. Tahun 2008 dilepas Detam 1 dan Detam 2. Adapun Detam 3 dan Detam 4 baru akan dilepas.

Tenaga staf Pusat Informasi Dampak Perubahan Iklim Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Aswita, menambahkan, Indonesia memiliki banyak varietas unggulan, termasuk Detam 4.

Namun, menurut Aswita, perlu ada pendekatan lebih intensif oleh penyuluh ke petani. Selama ini, petani tak mudah mengganti tanaman yang mereka tanam dari satu varietas ke varietas lain. Akibatnya, varietas baru terkadang sulit diaplikasikan di lapangan. Penyebabnya, antara lain, petani kurang memahami karakteristik varietas baru sehingga khawatir varietas itu berisiko gagal panen. (K13)

Sumber: Kompas, 25 Oktober 2013

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
Berita ini 9 kali dibaca

Informasi terkait

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Rabu, 2 Juli 2025 - 18:46 WIB

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Berita Terbaru

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB

Artikel

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Jun 2025 - 14:32 WIB