100 Tahun ITB, Tantangan Wujudkan Solidaritas lewat Ilmu dan Teknologi

- Editor

Sabtu, 12 Januari 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Institut Teknologi Bandung (ITB) genap berusia 100 tahun, Jumat (3/7/2020). Menyongsong abad ke-2 perjalanannya, ITB dihadapkan pada tantangan untuk mewujudkan solidaritas melalui pengembangan ilmu dan teknologi.

Institut Teknologi Bandung genap berusia 100 tahun, Jumat (3/7/2020). Menyongsong abad ke-2 perjalanannya, ITB dihadapkan pada tantangan mewujudkan solidaritas melalui pengembangan ilmu dan teknologi.

Dalam sidang terbuka ITB Peringatan 100 Tahun Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia (PTTI), Rektor ITB Reini Wirahadikusumah mengutip pesan video yang disampaikan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa Antonio Gutteres pada The Global Vaccine Summit 2020. Guterres menegaskan, dunia membutuhkan solidaritas global untuk memastikan setiap orang, di mana pun, mempunyai akses untuk menghadapi pandemi Covid-19.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

”Pesan itu menambahkan satu kata kunci lagi berkaitan dengan masa depan yang kita petik dari melandanya Covid-19, yaitu solidaritas,” ujar Reini di Aula Timur ITB, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat.

Peringatan satu abad ITB dihitung ketika didirikannya Technische Hoogeschool te Bandoeng pada 3 Juli 1920 di masa pemerintahan Hindia Belanda. Saat itu jumlah mahasiswanya 28 orang.

Reini mengatakan, pandemi Covid-19 mengundang perenungan berbagai pihak dalam menjalani kehidupan lebih baik di masa depan. Namun, sekaligus membuka kesempatan ITB untuk berkarya bagi bangsa.

”PTTI perlu menerjemahkan solidaritas ke dalam pendidikan, penelitian, dan rancang-bangun keteknikan,” ujarnya.

Reini mengatakan, pengembangan ilmu dan teknologi telah membawa banyak perubahan dalam kehidupan manusia. Mulai dari era pertanian, industri, komputerisasi, hingga digitalisasi.

Menurut Reini, dalam kurun 1920-2020, bangsa Indonesia telah menjadi bagian dari gelombang perubahan dunia. Saat ini, semakin banyak kegiatan yang dilakukan masyarakat menggunakan platform digital.

”Akan tetapi, hal ini tidak lantas membuat kegiatan manufaktur industrial dan kegiatan agricultural (pertanian) menjadi kurang penting,” ujarnya.

Reini menuturkan, lewat pengembangan big data dan kecerdasan buatan (artificial intelligence), akan meningkatkan kontrol dan konektivitas pada berbagai kegiatan, seperti pertanian, manufaktur, dan konstruksi bangunan.

”Ini juga berguna untuk menciptakan nilai tambah yang tinggi pada sumber daya alam dan hayati Indonesia. Selain itu, kita perlu mengembangkan nanoteknologi dan bioteknologi untuk mendorong UKM (Usaha Kecil dan Menengah) berbasis pengetahuan,” jelasnya.

Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dituntut selaras dengan pengembangan masyarakat sehingga berdampak pada peningkatan solidaritas dan kesejahteraan sosial. Menurut Reini, sebagai PTTI pertama, ITB mengemban amanah untuk menjawab tantangan gelombang perubahan.

”Mari bersama-sama menyongsong abad ke-2 ITB dengan semakin meningkatkan produktivitas dan kualitas karya serta kian menumbuhkan solidaritas demi kemajuan bangsa Indonesia,” ujarnya.

Terus berkontribusi
Ketua Majelis Wali Amanat ITB Yani Panigoro mengatakan, kontribusi ITB pada pembangunan Indonesia di berbagai bidang tidak pernah berhenti. Di bidang seni, misalnya, alumnus mereka, I Nyoman Nuarta, membuat karya monumental berupa patung Garuda Wisnu Kencana di Bali.

Di bidang infrastruktur, alumnus ITB lulusan 1993, Arvilla Delitriana, merancang jembatan lengkung terpanjang di dunia untuk transportasi Lintas Rel Terpadu (LRT). Sementara di bidang kesehatan, dosen ITB ikut mengembangkan ventilator untuk pasien Covid-19.

”Semua karya civitas akademika menunjukkan ITB sudah dan akan terus memberikan kontribusi positif bagi kemajuan bangsa,” ujarnya.

Dalam rekaman video, Presiden Joko Widodo mengatakan, selama 100 tahun ITB telah mewarnai perjalanan bangsa Indonesia. Jokowi menyinggung sejumlah tokoh bangsa yang pernah menimba ilmu di kampus tersebut, di antaranya Presiden pertama Soekarno dan Presiden ketiga BJ Habibie.

”Dari kampus ini, semangat kemerdekaan digaungkan, permasalahan bangsa diselesaikan, dan kemajuan bangsa dihasilkan,” ujar Presiden.

Di tengah persaingan global yang semakin kompetitif, Presiden mengatakan, peran perguruan tinggi harus semakin signifikan. Perguruan tinggi dituntut memandu perubahan besar dengan menggagas berbagai inovasi dan terobosan.

Presiden mengatakan, ketatnya persaingan antarnegara menuntut kecepatan dan fleksibilitas. Era disrupsi dan hyper kompetisi membuat tantangannya semakin besar.

”Kontribusi ITB ditunggu seluruh anak bangsa. Buktikan kontribusi untuk kesejahteraan rakyat dan kemajuan Indonesia,” ujarnya.

Oleh TATANG MULYANA SINAGA

Editor: CORNELIUS HELMY HERLAMBANG

Sumber: Kompas, 3 Juli 2020

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Berita ini 7 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Juli 2025 - 10:21 WIB

Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB

Artikel

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Senin, 7 Jul 2025 - 08:07 WIB