Waspadai Gempa dan Tsunami Besar di Maluku

- Editor

Senin, 5 Mei 2014 - 13:27 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Beberapa kali gempa berkekuatan di atas magnitudo 5 di perairan sekitar Maluku dan Maluku Utara memberi sinyal keaktifan zona kegempaan di kawasan itu. Itu patut menjadi peringatan bagi pemerintah dan masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan, mengingat riwayat gempa besar dan tsunami pada masa lalu.

Gempa berkekuatan magnitudo 5,7 terjadi di laut, sekitar 88 kilometer (km) timur laut Pulau Buru pada Jumat (2/5) pukul 15.43 WIB. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofiska (BMKG), pusat gempa pada kedalaman 10 km. Selang dua hari, pada Minggu (4/5) pukul 15.53, terjadi gempa berkekuatan magnitudo 5,2 di sekitar 16 km tenggara Kepulauan Talaud. Kedalaman pusat gempa sekitar 24 km.

Peneliti tsunami dari Badan Pengkajian dan Dinamika Pantai-Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPDP-BPPT) Widjo Kongko mengatakan, gempa-gempa kali ini memang tak begitu besar dan tak berpotensi tsunami. Namun, hanya soal waktu gempa besar dan tsunami terjadi di perairan itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kawasan Indonesia timur, mulai Sulawesi, Maluku, hingga Papua, kata Widjo Kongko, punya dinamika geologi kompleks. Lempeng Australia menumbuk dari selatan berkecepatan 7,5 cm per tahun. Dari arah Papua ke barat berkecepatan 9 cm per tahun. ”Ada juga Sesar Sorong dan kombinasi banyak sesar geser yang bergerak aktif,” katanya.

Aktifnya pergerakan lempeng di sana dibuktikan banyaknya gempa. Catatan Widjo, 100 tahun terakhir ada 11 gempa bermagnitudo di atas 8. Pada 1904 (magnitudo 8,4), 1916 (8,1), 1932 (8,3), 1938 (8,6), 1950 (8,1), 1963 (8,2), 1971 (8,1), dan 1979 (8,1).

Tsunami besar
Peneliti gempa dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Yuchicara mengatakan, selain keaktifan lempeng, yang juga patut diwaspadai di timur Indonesia adalah kondisi kontur darat dan laut sangat curam yang memungkinkan longsor. ”Jika terjadi getaran bisa menyebabkan longsor. Jika longsor, di laut bisa memicu tsunami besar,” kata dia.

Widjo mengingatkan, gempa memicu longsor bawah laut itu sangat membahayakan, seperti terjadi di Papua Niugini tahun 1998. Meski gempanya kecil, terjadi tsunami besar menewaskan lebih dari 2.000 orang.

Longsor bawah laut diduga juga terjadi di Laut Seram, September 1899. Gempa waktu itu berkekuatan magnitudo 7,8, tetapi memicu tsunami setinggi 12 m. ”Kekuatan gempa segitu mestinya hanya berpotensi memicu tsunami maksimal 3 meter. Kuat dugaan saat itu terjadi longsor bawah laut,” ujarnya.

Masyarakat Seram mengenal gempa 1899 itu dengan sebutan Bahaya Seram. Warga Negeri (Desa) Elpaputih, Seram bagian Barat, Maluku, masih merekam peristiwa itu sebagai hilangnya negeri mereka karena hantaman air laut. Lebih dari 3.000 orang warga Elpaputih tewas.

Naturalis Georg Everhard Rumphius juga mencatat gempa dahsyat disusul tsunami yang melanda Pulau Ambon dan Seram, 17 Februari 1674. Catatan itu merupakan dokumentasi tertua kejadian gempa dan tsunami besar di Indonesia. (AIK)

Sumber: Kompas, 5 Mei 2014

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan
UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum
3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum
Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023
Tiga Ilmuwan Penemu Quantum Dots Raih Nobel Kimia 2023
Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023
Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Senin, 13 November 2023 - 13:46 WIB

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 November 2023 - 13:42 WIB

3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum

Senin, 13 November 2023 - 13:37 WIB

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 November 2023 - 05:01 WIB

Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:52 WIB

Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:42 WIB

Teliti Dinamika Elektron, Trio Ilmuwan Menang Hadiah Nobel Fisika

Berita Terbaru

Berita

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 Nov 2023 - 13:46 WIB

Berita

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 Nov 2023 - 13:37 WIB