Upaya Pencegahan Lebih Efektif Selamatkan Sungai Citarum

- Editor

Senin, 16 Juni 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Fokus pencegahan kerusakan lingkungan jauh lebih hemat biaya dibandingkan dengan membangun atau memperbaiki beragam infrastruktur di sepanjang Sungai Citarum. Untuk ini, dibutuhkan koordinasi antara masyarakat dan pemerintah agar langkah itu efektif menyelamatkan Citarum.
”Revitalisasi Sungai Citarum masih fokus pada perbaikan dan pembangunan infrastruktur. Pencegahan kerusakan, seperti penegakan hukum dan pelibatan masyarakat, belum menjadi prioritas utama,” kata Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Jawa Barat Dadan Ramdhan, di Bandung, Minggu (15/6).

Apabila dibiarkan, kata Dadan, hal itu rentan menimbulkan masalah baru. Beragam kasus pencemaran, ancaman kesehatan, hingga sedimentasi akibat lingkungan Sungai Citarum rusak masih berlangsung. Kondisi ini rentan menjadi bom waktu apabila tidak segera dilakukan pencegahan yang sistematis oleh masyarakat dan pemerintah.

”Penegakan hukum pun tidak segera dilakukan meski banyak perusahaan terindikasi mencemari Citarum. Selain itu, masih banyak komunitas masyarakat di tepi Citarum sendirian mempertahankan hidupnya di antara kondisi sungai yang semakin rusak,” kata dia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Program kementerian
citarum-huluKepala Balai Besar Wilayah Sungai Citarum Adang Saf Ahmad mengatakan, hingga akhir Mei 2014, sejumlah kegiatan telah dilakukan enam kementerian. Kementerian Pertanian melaksanakan program penanaman padi dengan metode system of rice intensification di lahan seluas 3.000 hektar sawah melibatkan 7.500 petani di Kabupaten Bandung, Subang, Kabupaten Karawang, pada 2009-2011.

Kementerian Kesehatan mengembangkan perbaikan prasarana air minum, sanitasi komunal, dan daur ulang sampah di 23 desa atau sekitar 65.000 penduduk di Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Bandung pada 2010-2013.

Adang mengatakan, Kementerian Kehutanan melaksanakan konservasi kawasan di Citarum sejak tahun 2012 dan direncanakan rampung tahun 2015. Kegiatan ini dilaksanakan di delapan kawasan konservasi di 17 desa di Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Subang, Sumedang, Purwakarta, dan Kabupaten Cianjur.

”Ada juga pembangunan Siphon Bekasi untuk memperbaiki kualitas Sungai Bekasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum. Pembaruan roadmap Citarum, monitoring, evaluasi independen, hingga pelibatan masyarakat dilakukan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional,” kata Adang. (CHE)

Sumber: Kompas, 16 Juni 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Berita ini 6 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Berita Terbaru

Artikel

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Senin, 7 Jul 2025 - 08:07 WIB

Fiksi Ilmiah

Bersilang Nama di Delhi

Minggu, 6 Jul 2025 - 14:15 WIB

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB