DI tepi jalan raya Malang-Batu (Jawa Timur) terdapat sebuah gugusan bangunan bertingkat, di atas tanah bertelundak masuk kawasan lembah Sungai Brantas. Di halaman depan tampak sebuah helipad. Itulah kompleks Kampus III Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Dua kampus lainnya terdapat di Jalan Bandung dan Jalan Bendungan Sutami. Di Kampus III inilah terdapat Masjid AR Fakhruddin (mantan Ketua PP Muhammadiyah) yang Rabu (28/4) ini menurut rencana diresmikan Presiden BJ Habibie. Masjid itu memiliki lima lantai. Dua lantai terbawah untuk perkantoran dan pusat pelayanan publik seperti bank, kantor pos. Sedangkan tiga lantai dipergunakan untuk salat dengan kapasitas 9.000 orang.
UMM seperti tidak merasakan krisis moneter. Membantu mahasiswa yang tidak mampu, menaikkan pendapatan karyawan, membangun stadion dengan kualitas internasional dan gelanggang olahraga tertutup yang mampu menampung 3.000 orang. UMM juga cukup memiliki dana cadangan. “Untuk menghadapi krisis, kami menggunakan sistem anggaran surplus. Kalau tahun ini anggaran kami Rp 16 milyar, kami masih memiliki cadangan sekitar 25 persen. Insya Allah kami masih aman,” kata Pembantu Rektor I Muhadjir Effendy MAP. Kampus ini juga berwibawa: satu-satunya perguruan tinggi swasta yang rektornya seorang menteri, yaitu Menteri Agama Prof A Malik Fadjar.
***
UMM memiliki mahasiswa 22.400 orang dari seluruh Indonesia, bahkan dari Jepang, Australia, dan AS. Jumlah mahasiswa Universitas Brawijaya hanya sekitar 18.000 orang, dan IKIP Malang sekitar 10.000 orang. Di lingkungan Muhammadiyah yang memiliki 113 lembaga pendidikan setingkat universitas, UMM merupakan kampus terbesar. Mahasiswanya juga terdiri dari pelbagai latar-belakang agama. Tetapi Muhadjir tidak mengetahui persis persentase atas dasar agama. “Sebab itu memang tidak penting sehingga kami tidak mendata. Jangan-jangan kalau dilakukan pendataan agama nanti juga ada tuntutan pendataan berapa yang keluarga Muhammadiyah. Ini kampus terbuka dan menghargai pluralisme. UMM ini tidak semata-mata sebagai sebuah institusi tetapi merupakan suatu komunitas sehingga human relationship, hubungan interpersonal, suasana kekeluargaan lebih kami utamakan daripada tata cara birokrasi,” kata Muhadjir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Keterbukaan, demokrasi, dan pluralitas, juga tercermin dari organisasi mahasiswa maupun partai politik. Menurut Pembantu Rektor III Ir M Hamzah, di UMM terdapat pelbagai macam organisasi ekstrauniversitas, seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Persatuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Mereka diperlakukan sama, termasuk IMM. Bahkan sekarang ini sebagian besar pimpinan tingkat Malang organisasi ekstrauniversitas berasal dari UMM. Kata Hamzah, “Kini terdapat sembilan partai yang dipimpin orang UMM.” Menurut Muhadjir, jumlah mahasiswa sudah ditekan untuk meningkatkan mutu. Setiap tahun hanya menerima 60 persen calon mahasiswa yang mengikuti tes. Kuantitas masih diperlukan untuk pendanaan, sebab 70 persen dana dari sumbangan penyelenggaraan pendidikan (SPP), lainnya dari sumbangan dalam dan luar negeri.
Sepuluh tahun lagi UMM tidak bisa mengandalkan SPP sebagai sumber dana. UMM mulai mengembangkan unit produksi yang diharapkan menjadi sumber dana, seperti produksi makanan ternak yang memanfaatkan hasil-hasil penelitian kalangan dosen. Pelayanan internet, di samping sebagai unit produksi sekaligus melayani mahasiswa, termasuk memberikan diskon 50 persen. Unit kantin juga memberi subsidi kepada mahasiswa.
***
UMM dikembangkan dengan berpijak pada paradigma Muhammadiyah yaitu tajdid atau pembaruan. Unit produksi itu diilhami Universitas Harvard dari AS, yang disesuaikan dengan kondisi setempat. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) banyak mengadopsi Universitas Cornell AS. Akademi keperawatan diilhami Commosun College Kanada. Bidang pengembangan ilmu banyak belajar dari Auckland Institute of Technology (AIT) Selandia Baru, untuk fakultas teknik banyak diilhami pola Institut Teknologi Bandung (ITB). Untuk Fakultas Agama Islam (FAI) banyak diilhami Universitas Al Azhar Mesir. UMM menerapkan program mata kuliah bahasa Inggris yang terpadu dengan bidang studi mahasiswa. Mata kuliah ini berbobot 28 satuan kredit semester (SKS) diajarkan selama setahun.
Menurut Ketua Lembaga Bahasa Hartono, mahasiswa yang berhasil di situ akan masuk kelas internasional, di mana 90 persen perkuliahan menggunakan bahasa pengantar bahasa Inggris. Pembinaan bahasa Inggris dilakukan di setiap fakultas dengan English Club dan di tingkat universitas dengan English Studi Forum.
Bahasa Arab sangat ditekankan untuk Fakultas Agama Islam. Skripsi untuk FAI yaitu Jurusan Syari’ah dan Tarbiyah harus menggunakan bahasa Arab. Padahal untuk Institut Agama Islam Negeri (IAIN) saja, skripsi yang wajib menggunakan bahasa Arab hanya Fakultas Adab atau sastra Arab. UMM menerapkan program kembar antara Fakultas Syari’ah dengan Fakultas Hukum. Mahasiswa bisa mendapat dua gelar kesarjanaan, yaitu sarjana agama dan sarjana hukum. Ini untuk mengembangkan hukum syariah Islam untuk mewarnai hukum positif Indonesia.
***
MENURUT Muhadjir, UMM harus terus-menerus melakukan pembaruan kalau tidak mau ambruk. Persaingan akan makin ketat, apalagi kalau perguruan tinggi negeri melakukan privatisasi. Mahasiswa akan semakin selektif memilih perguruan tinggi. Kalau kesejahteraan dosen dan karyawan tidak membaik, mereka akan pergi ke tempat lain. Katanya, “Jadi masa depan itu harus kami sambut dengan bekerja lebih keras.” Roh pembaruan terbukti membuat UMM menangkap setiap perubahan dan perkembangan aktual, dan menjadi visioner. (ano/ody)
diambil dari Kompas, Rabu, 28 April 1999