Transaksi Nontunai Didorong

- Editor

Jumat, 20 November 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penggunaan Uang Elektronik Terus Meningkat
Transaksi nontunai terus didorong untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan nasabah. Kendati komposisi uang elektronik dalam transaksi nontunai baru sekitar 1 persen, tetapi transaksi menggunakan uang elektronik tumbuh 71,7 persen dalam setahun.

Transaksi nontunai didominasi kartu debit. Selanjutnya, transaksi kartu kredit dan uang elektronik. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), transaksi menggunakan kartu debit Rp 4.445 triliun pada 2014, meningkat dari Rp 3.797 triliun pada 2013.

Pada Januari-Agustus 2015, transaksi menggunakan kartu debit mencapai Rp 3.197 triliun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI Enny V Panggabean menuturkan, transaksi nontunai diharapkan terus meningkat.

“Transaksi nontunai lebih aman dan nyaman bagi nasabah. Berbagai upaya harus terus didorong karena transaksi nontunai lebih transparan,” kata Enny dalam pembukaan Festival Cinta Nontunai, Cinta Rupiah, di Jakarta, Kamis (19/11).

Transaksi kartu kredit tumbuh dari Rp 201 triliun pada 2012 menjadi Rp 223 triliun pada 2013 dan Rp 255 triliun pada 2014. Hingga Agustus 2015, nilai transaksi menggunakan kartu kredit mencapai Rp 187 triliun.

Enny menuturkan, sejak gerakan nasional nontunai diinisiasi pada Agustus 2014, transaksi uang elektronik mencapai Rp 4,3 triliun. Secara tahunan, nilai transaksi uang elektronik tumbuh 71,7 persen.

“Uang elektronik terus meningkat, terutama dipengaruhi penggunaan pada sektor transportasi yang semakin populer,” kata Enny.

Senior Vice President Group Head Electronic Banking Bank Mandiri Rahmat Broto Triaji menuturkan, rata-rata transaksi uang elektronik Rp 220 miliar per bulan. “Tahun depan, kami targetkan pertumbuhan minimal 50 persen karena potensinya memang sangat besar,” kata Broto.

Konsolidasi
Direktur PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Anggoro Eko Cahyo menyampaikan, Himpunan Bank-bank Milik Negara (Himbara) akan menunjuk satu perusahaan penyedia jaringan anjungan tunai mandiri (ATM) untuk merealisasikan proyek konsolidasi mesin ATM empat bank milik negara.

cddb11be14c747ea9e962d08f2c1f218KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN–Salah satu aplikasi pembayaran melalui sistem nontunai turut dikenalkan dalam Festival Cinta Nontunai, Cinta Rupiah, yang diselenggarakan Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (19/11). Aplikasi ini bagian dari kampanye Gerakan Nasional Nontunai.

“Kami menggunakan nama ATM Himbara Link. Saat ini kami masih mengkaji kerja sama beberapa perusahaan penyedia jaringan ATM. Empat bank milik negara siap menyertakan modal kepada perusahaan penyedia jaringan,” ujar Anggoro.

Menurut dia, proyek konsolidasi pada tahap awal akan menggunakan 50 mesin ATM yang sudah ada pada Desember 2015, di kawasan Jabodetabek.

Adapun implementasi berikutnya pada triwulan I-2016. Setiap bank harus mengajukan 200 mesin sehingga secara keseluruhan akan ada 800 mesin ATM.

“Kami menetapkan transaksi di ATM Himbara Link menggunakan tarif yang sama. Kami akan segera mengumumkan berapa nilainya,” kata Anggoro.

Terkait penggunaan jaringan bersama itu, Himbara juga sudah mengonsolidasikan mesin pembaca data kartu. (AHA/MED)
————————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 20 November 2015, di halaman 20 dengan judul “Transaksi Nontunai Didorong”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Berita Terbaru

Artikel

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Senin, 7 Jul 2025 - 08:07 WIB

Fiksi Ilmiah

Bersilang Nama di Delhi

Minggu, 6 Jul 2025 - 14:15 WIB

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB