Tiga ilmuwan berbagi Penghargaan Nobel 2022 di bidang Kimia

- Editor

Senin, 17 Oktober 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Carolyn R. Bertozzi dan K. Barry Sharpless dari Amerika Serikat (AS) serta Morten Meldal dari Denmark berbagi Penghargaan Nobel 2022 di bidang Kimia “untuk pengembangan ‘kimia klik’ dan kimia bioortogonal,” demikian diumumkan Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia pada Rabu (5/10/2022). ANTARA/Xinhua.

Carolyn R. Bertozzi dan K. Barry Sharpless dari Amerika Serikat (AS) serta Morten Meldal dari Denmark berbagi Penghargaan Nobel 2022 di bidang Kimia “untuk pengembangan ‘kimia klik’ dan kimia bioortogonal,” demikian diumumkan Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia pada Rabu (5/10).

Sharpless dan Meldal menciptakan landasan bagi bentuk fungsional kimia, “kimia klik”, yang memungkinkan balok-balok molekul bersatu dengan cepat dan efisien.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Bertozzi membawa “kimia klik” ke dimensi baru dan mulai menggunakannya dalam organisme hidup, kata akademi itu dalam pernyataannya.

“Penghargaan di bidang Kimia tahun ini berkaitan dengan cara untuk tidak memperumit masalah, melainkan bekerja dengan cara yang mudah dan sederhana. Molekul fungsional dapat dibangun bahkan dengan menggunakan cara yang sangat sederhana,” papar Johan Aqvist, Ketua Komite Nobel Bidang Kimia.

“Saya hampir tak dapat bernapas!” ungkap Bertozzi dalam wawancara telepon di lokasi tentang reaksinya. Mendengar kabar tersebut pada tengah malam, dia mengatakan, “ini lebih dari sebuah kejutan!”

Tahun ini, hadiah senilai 10 juta krona Swedia (1 krona Swedia = Rp1.390) akan dibagi rata di antara ketiga pemenang, demikian Xinhua dikutip Kamis.

Penerjemah: Xinhua
Editor: Ida Nurcahyani

COPYRIGHT © ANTARA 2022

Sumber: Antara, Kamis, 6 Oktober 2022
—————————————————–

3 Ilmuwan Ini Raih Nobel Kimia 2022, Teliti Molekul yang Klik

Carolyn Bertozzi, Morten Meldal, dan Barry Sharpless berhasil meraih hadiah Nobel Kimia 2022 yang diberikan oleh Royal Swedish Academy of Sciences pada Rabu, 5 Oktober 2022. Ketiganya diganjar hadiah total 10 juta krona Swedia atau sekitar Rp 13,9 miliar.

Para Ilmuwan tersebut menemukan reaksi yang memungkinkan molekul bersatu untuk menciptakan senyawa yang diinginkan dan yang menawarkan pengetahuan tentang biologi sel. Teknologi yang dikenal sebagai click chemistry atau kimia klik dan kimia bioorthogonal sekarang digunakan secara global untuk mengeksplorasi sel dan melacak proses biologis.

Dikutip dari Reuters, badan pemberi hadiah Nobel mengatakan, “Menggunakan reaksi bioorthogonal, para peneliti telah meningkatkan penargetan obat-obatan kanker, yang sekarang sedang diuji dalam uji klinis,” kata badan tersebut.

Bertozzi tidak menyangka bahwa ia berhasil mendapatkan penghargaan nobel tersebut. “Saya benar-benar tercengang, saya duduk di sini dan saya hampir tidak bisa bernapas,” kata Bertozzi dari California setelah panitia menghubunginya melalui telepon.

Bertozzi dan timnya berhasil memvisualisasikan dan memahami struktur permukaan sel yang dikenal sebagai glycans. Keberhasilan ini kemudian mengarah ke ide baru dalam terapi kekebalan kanker.

Tom Brown, Profesor Kimia Asam Nukleat, Departemen Kimia dan Onkologi, Universitas Oxford menjelaskan bahwa konsep click chemistry, awalnya dipelopori oleh Barry Sharpless 20 tahun lalu dibantu oleh rekan-rekannya Valeri Fokin dan M.G. Finn, yang saat ini telah transformatif di banyak bidang kimia, ilmu material, biologi dan kedokteran dan telah memunculkan bahan-bahan baru yang memiliki banyak kegunaan.

Tom juga menerangkan bahwa reaksi klik dapat dilihat sebagai molekul superglue atau lego molekuler untuk menyatukan molekul. Itu ditemukan secara bersamaan oleh Sharpless dan Meldal.

Kimia klik yang ibaratnya permainan lego adalah reaksi kimia yang elegan dan efisien yang kini digunakan secara luas di antaranya dalam pengembangan obat-obatan untuk pemetaan DNA dan membuat material yang lebih sesuai dengan yang diinginkan.

Reaksi tersebut sangat efisien, karena tersusun ortogonal untuk sebagian besar reaksi kimia lainnya, dan dapat dilakukan di sebagian besar media termasuk air. Sifat-sifat ini, terutama fakta bahwa ia tidak terlihat oleh kelompok fungsional lain dan molekul, membuatnya sangat fleksibel dan dapat diterapkan secara luas.

“Aplikasinya hampir tidak ada habisnya,” ucap Tom dikutip dari Chemistry World.

Karya luar biasa dari Carolyn Bertozzi telah memunculkan jenis reaksi klik baru yang tidak memerlukan katalisis tembaga, yang disebut kimia klik Bioorthogonal. Lebih dari itu, karya Bertozzi memungkinkan reaksi klik dilakukan dalam sistem kehidupan.

Ini memungkinkan visualisasi molekul dalam sel dan organisme hidup, studi tentang proses penyakit, dan pengembangan obat baru termasuk peningkatan dalam pengiriman obat. Ini telah sangat digunakan untuk efek yang besar dalam studi glycans (polisakarida) yang memainkan peran utama dalam semua fungsi penting dari tubuh manusia, termasuk sistem kekebalan tubuh.

Reuters | Chemistry World

Zahrani Jati Hidayah

Reporter magang_merdeka
Editor Devy Ernis

Sumber: Tempo.co, Rabu, 5 Oktober 2022
——————————————–

Nobel Kimia 2022 Diraih 3 Ilmuwan Peneliti Kimia Klik

Kimia klik adalah reaksi kimia yang elegan dan efisien yang kini digunakan secara luas. Salah satu yakni untuk pengembangan obat-obatan, terapi kanker, dan pemetaan DNA.

Hadiah Nobel Kimia pada hari Rabu (5/10) diberikan kepada trio ahli kimia dari Amerika Serikat (AS) dan Denmark yang meletakkan dasar bagi formulasi kimia yang lebih fungsional.

Ilmuwan Carolyn Bertozzi, Morten Meldal dan Barry Sharpless memenangkan Hadiah Nobel Kimia 2022 atas temuan mereka terkait reaksi kimia yang memungkinkan blok pembangun molekul bersatu untuk secara efisien membuat senyawa baru yang diinginkan.

Teknologi yang dikenal sebagai kimia klik dan kimia bioorthogonal saat ini digunakan secara global untuk mengeksplorasi sel dan melacak proses biologis, ungkap badan pemberi Hadiah Nobel dalam sebuah pernyataan.

“Menggunakan reaksi bioorthogonal, para peneliti telah meningkatkan (ketepatan) penargetan obat-obatan kanker, yang kini tengah diuji dalam uji klinis,” tambahnya.

Kimia klik yang ibaratnya permainan lego “adalah reaksi kimia yang elegan dan efisien yang kini digunakan secara luas,” kata juri dalam sebuah pernyataan. “Di antara banyak manfaatnya yakni digunakan dalam pengembangan obat-obatan, untuk pemetaan DNA dan membuat material yang lebih sesuai dengan yang diinginkan,” tambahnya.

Masuk elit peraih 2 Nobel
Nobel Kimia menjadi hadiah ketiga yang diumumkan selama enam hari kerja berturut-turut, menyusul pemberian Hadiah Nobel untuk untuk kedokteran dan fisika yang diumumkan awal pekan ini. Hadiah tersebut diberikan oleh Royal Swedish Academy of Sciences dan bernilai 10 juta crown Swedia (atau sekitar Rp13,8 miliar).

Sharpless bergabung dengan sekelompok ilmuwan elit yang memenangkan dua hadiah Nobel. Ini adalah Nobel kedua untuk Sharpless yang berusia 81 tahun. Penghargaan pertama Nobel Kimia ia terima tahun 2001.

Yang juga tercatat pernah memenangkan dua Penghargaan Nobel adalah John Bardeen yang memenangkan Nobel Fisika dua kali, Marie Curie yang memenangkan Nobel Fisika dan Kimia, Linus Pauling yang memenangkan Hadiah Kimia dan Perdamaian, serta Frederick Sanger yang memenangkan dua Nobel Kimia.

Sharpless yang adalah seorang profesor di Scripps Research di California mulai menciptakan konsep kimia klik sekitar tahun 2000, kata juri. Meldal, 68, adalah profesor kimia di Universitas Kopenhagen. Sementara Bertozzi, profesor di Stanford di Amerika Serikat, membawa penelitian ini ke “tingkat yang baru.”

“Dia mengembangkan reaksi klik yang bekerja di dalam organisme hidup. Reaksi bioortogonal yang ia kembangkan terjadi tanpa mengganggu (reaksi) kimia normal sel,” kata juri.

“Saya benar-benar tercengang. Saya duduk di sini dan nyaris tidak bisa bernapas,” kata Bertozzi kepada wartawan melalui telepon selang beberapa menit setelah pengumuman.

Dia menambahkan bahwa sebagai bagian dari pekerjaannya, Bertozzi dan timnya berhasil memvisualisasikan dan memahami struktur permukaan sel yang dikenal sebagai glycans. Keberhasilan ini kemudian mengarah ke ide baru dalam terapi kekebalan kanker.

Penghargaan Nobel Kimia tahun 2021 dimenangkan oleh Benjamin List dari Jerman dan David MacMillan yang lahir di Skotlandia atas karya mereka dalam menciptakan alat baru untuk membangun molekul, membantu dalam pengembangan obat baru serta di bidang-bidang lain seperti plastik.

Penghargaan untuk pencapaian di bidang sains, sastra, dan perdamaian ditetapkan atas kehendak penemu dan pengusaha dinamit asal Swedia yakni Alfred Nobel, yang juga seorang ahli kimia. Penghargaan ini telah diberikan sejak tahun 1901.

ae/yf (Reuters, AFP)

Sumber: DW, 5 Oktober 2022

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 37 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB