Terdapat Belasan Singkapan Geologi Bernilai Tinggi

- Editor

Kamis, 5 Desember 2013

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Formasi batuan purba jenis Filit yang terbentuk 30 juta-60 juta tahun lalu di Kawasan Konservasi Kebumian Karangsambung, Kebumen, Jawa Tengah, terancam hilang. Batuan tersebut kian tergerus erosi akibat maraknya penambangan pasir di hulu Sungai Luk Ulo.

Jika itu terjadi, bukan hanya keseimbangan ekosistem yang terganggu. Mahasiswa geologi dari seluruh Indonesia pun kehilangan tempat belajar. Batuan jenis Filit di sana selama ini menjadi bahan penelitian lapangan mahasiswa. ”Bahkan mahasiswa mancanegara,” kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Balai Informasi dan Konservasi Kebumian Karangsambung Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Yugo Kumoro di Kebumen, Rabu (4/12).

Tambang Pasir Luk UloSosialisasi pentingnya menjaga formasi alam hingga ancaman penambangan pasir terhadap cagar alam geologi sudah dilakukan. Namun, petambang nekat.

”Kami butuh campur tangan pemerintah daerah,” kata Yugo.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Berdasarkan pengamatan di sepanjang daerah hilir menuju daerah hulu Sungai Luk Ulo, hampir seluruh bagian sungai ditambang. Bahkan, saat musim kemarau, truk pengangkut pasir bisa membuat jalan di tengah sungai untuk mencapai hulu sungai.

Di bagian tengah sungai tak jarang terlihat lubang besar menganga bekas galian pasir yang ditinggal begitu saja oleh petambang. Bahkan, mesin penyedot pasir tampak beroperasi di sejumlah titik batuan purba. Tidak hanya mengelupas dinding sungai, petambang juga menghancurkan formasi batu, seperti di Gunung Parang yang berumur 50 juta-75 juta tahun.

Penambangan pasir itu mempercepat laju air sehingga mempercepat erosi tebing sungai yang terbentuk dari formasi bebatuan purba. Di lokasi ini, setiap tahun mahasiswa geologi dari seluruh Indonesia melakukan praktik lapangan pemetaan dasar geologi.
Formasi penting

Selain batuan Filit, batuan jenis Diabas juga terancam hilang akibat penambangan. Bahkan, banyak petambang meruntuhkan bukit bebatuan Diabas dengan dinamit. Selain mesin sedot, petambang kini juga mulai menggunakan alat berat backhoe.

Di kawasan ini terdapat 32 situs singkapan geologi dan 18 situs di antaranya singkapan inti yang berharga bagi ilmu pengetahuan, pendidikan, dan wisata. Selain itu, cagar geologi Karangsambung menyimpan ratusan jenis batuan unik karena sekitar 120 juta tahun lalu menjadi pertemuan lempeng benua dan samudra.

Di kawasan seluas 300 kilometer persegi yang meliputi wilayah Kabupaten Kebumen, Banjarnegara, dan Wonosobo itu juga terdapat formasi batu sekis mika pembentuk Pulau Jawa. Batu ini berusia 120 juta tahun.

Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kebumen Masagus Herunoto mengakui, penambangan pasir Sungai Luk Ulo kian tak terkendali. Pasir di bawah batuan penahan (beronjong) pun ikut disedot. Akibatnya, batuan pengaman longsor itu ambles, seperti terjadi di Desa Kedungwaru, Karangsambung.

Selain di bawah beronjong, aktivitas petambang yang merusak lingkungan juga terjadi di sekitar bendung Kaligending, Desa Kaligending. ”Kami menetapkan larangan penambangan di sekitar bangunan air seperti bendung dan talut, kelokan aliran air sungai, dan di sekitar lokasi cagar geologi. Penambangan hanya boleh manual, bukan dengan mesin sedot, apalagi backhoe,” katanya.

Konservasi kawasan bernilai tinggi secara ilmu pengetahuan itu mendesak dilakukan. Saat ini, pemerintah kabupaten menyatakan masih berupaya mencarikan pekerjaan alternatif bagi para petambang pasir tersebut. (GRE)

Sumber: Kompas, 5 Desember 2013

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 7 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB