Sumber Pendanaan Penelitian Dasar Abadi Digagas

- Editor

Senin, 27 April 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Orientasi riset Indonesia yang memfokuskan pada riset terapan membuat penelitian dasar tersisih. Selama ini, penelitian dasar dianggap tidak mampu menghasilkan produk secara langsung, mahal, dan butuh waktu lama.

“Padahal, produk-produk industri yang ada tak mungkin dihasilkan tanpa ada riset dasar,” kata Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) Sangkot Marzuki saat berkunjung ke Redaksi Kompas, di Jakarta, Rabu (22/4).

Belanja riset dasar perguruan tinggi negeri Indonesia 2010 hanya 23,02 persen, sedangkan penelitian terapan 56,62 persen. Jumlah proposal riset dasar yang didanai pemerintah juga turun dari lebih dari 150 judul sejak 2007 hingga tak lebih dari 50 judul pada 2012.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Penelitian dasar diarahkan untuk memahami fenomena, mengembangkan teori, hingga mencari metode baru. Ia tak ditujukan untuk menghasilkan produk secara langsung. Karakter itu membuat riset dasar biasanya butuh waktu lama. Namun, manfaat yang dihasilkan pun amat besar dan untuk waktu lama.

Pengurus Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), Sangkot Marzuki (Ketua, tengah), Budhi M Suyitno (Sekretaris Jenderal, kedua dari kanan), dan Endang Tjempaka Sari Hartomo (Kepala Biro Persidangan, kedua dari kiri), berkunjung ke kantor harian Kompas, di Jakarta, Rabu (22/4). Rombongan yang berbagi situasi riset, kebijakan, dan rencana kerja itu diterima Wakil Pemimpin Redaksi Ninuk M Pambudy.—KOMPAS/JOHNNY TG

Selain terfokus pada riset terapan, dana penelitian Indonesia beberapa tahun terakhir tak beranjak dari 0,08 persen dari produk domestik bruto. Akibatnya, porsi dana riset dasar kian kecil. Hal tersebut diperparah dengan penyamaan sistem pelaporan dana riset dengan sistem anggaran pemerintah yang kaku.

Untuk itu, AIPI menggagas pembentukan Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia (Indonesian Science Fund/ISF). “ISF bisa digunakan untuk riset jangka panjang,” kata Sekretaris Jenderal AIPI Budhi M Suyitno.

Pembentukan ISF berdasarkan Pasal 15 UU No 8/1990 tentang AIPI.

Mekanisme pengelolaannya merujuk pada sejumlah lembaga pendanaan riset di beberapa negara. Lembaga yang akan diluncurkan akhir Mei nanti itu akan menghimpun dana dari pemerintah, lembaga donor asing, hingga dana tanggung jawab sosial perusahaan. Dana tersebut bisa diakses semua peneliti Indonesia mulai akhir 2015.

Seleksi penyaluran akan dilakukan tim panel yang terdiri atas sejumlah ahli dari berbagai perguruan tinggi. Keanggotaan tim diganti tiap 2 tahun sekali.

Sangkot berharap pendanaan itu menumbuhkan minat peneliti menggeluti riset dasar dan memicu penelitian terapan. Jadi, penelitian ilmu pengetahuan dan teknologi Indonesia bisa mendukung pertumbuhan ekonomi masa depan. (MZW)
——————————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 23 April 2015, di halaman 13 dengan judul “Sumber Pendanaan Abadi Digagas”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Berita ini 26 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Juli 2025 - 10:21 WIB

Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

Artikel

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:54 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tamu dalam Dirimu

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:09 WIB

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB