“Software” Indonesia Bersaing di Dunia

- Editor

Jumat, 22 Oktober 2010

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Peranti lunak pendidikan sains buatan Indonesia yang dikembangkan PT Pesona Edukasi terpilih sebagai finalis di salah satu kategori penghargaan bergengsi dunia untuk produk digital teknologi informasi dan komunikasi bidang pendidikan. Software pendidikan sains Indonesia ini akan bersaing dengan produk dari negara-negara lain dalam ajang penghargaan BETT Awards 2011 di London, Inggris, yang diumumkan awal tahun depan.

”Penghargaan BETT Awards ini prestisius di kalangan internasional untuk TIK pendidikan. Software Indonesia bisa terpilih sebagai finalis, itu merupakan pengakuan yang luar biasa,” kata Bambang Juwono, Managing Director PT Pesona Edukasi, di Jakarta, Kamis (21/10).

PT Pesona Edukasi atau di dunia internasional dikenal sebagai AmazingEdu membuat peranti lunak (software) animasi untuk pendidikan Fisika dan Matematika yang sesuai dengan kurikulum sejak tahun 1986. Software yang sudah dibuat versi Inggrisnya itu telah diekspor ke-23 negara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hary Candra, Marketing Director PT Pesona Edukasi, mengatakan, sebenarnya Indonesia sudah mencoba ikut BETT Awards tahun 2008, tetapi gagal diproses sebagai finalis. Ketika perusahaan ini memiliki distributor di Belanda, sebagai pintu masuk ke pasar Eropa, dan dikembangkan secara online, perusahaan anak bangsa ini percaya diri untuk ikut berkompetisi di ajang bergengsi dunia tersebut.

Software pendidikan Indonesia itu masuk sebagai finalis di kategori Secondary, FE & Skills Digital Content. Produk yang bisa ikut, antara lain, harus memenuhi syarat sesuai kurikulum, aksesibel, menjadikan belajar efektif, inovatif, serta bisa diterapkan guru dan siswa.

Pada tahun lalu, di ajang pameran teknologi pendidikan terbesar di dunia itu hadir hampir 30.000 pengunjung. Ada lebih dari 600 perusahaan yang ikut dalam pameran tersebut. (ELN)

Sumber: Kompas, Jumat, 22 Oktober 2010 | 04:42 WIB

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan
UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum
3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum
Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023
Tiga Ilmuwan Penemu Quantum Dots Raih Nobel Kimia 2023
Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023
Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Senin, 13 November 2023 - 13:46 WIB

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 November 2023 - 13:42 WIB

3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum

Senin, 13 November 2023 - 13:37 WIB

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 November 2023 - 05:01 WIB

Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:52 WIB

Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:42 WIB

Teliti Dinamika Elektron, Trio Ilmuwan Menang Hadiah Nobel Fisika

Berita Terbaru

Berita

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 Nov 2023 - 13:46 WIB

Berita

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 Nov 2023 - 13:37 WIB