SMK Sulit Ikuti Perkembangan

- Editor

Kamis, 5 Maret 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Untuk memenuhi standar kompetensi lulusan sesuai dengan kemajuan teknologi dan kebutuhan industri, sekolah menengah kejuruan idealnya memiliki peralatan praktik mutakhir. Kenyataannya, sekolah kesulitan mengikuti perkembangan teknologi terbaru karena keterbatasan anggaran.

Banyak peralatan praktik berusia lebih dari 20 tahun. Lantaran anggaran terbatas, guru di sekolah menengah kejuruan (SMK) harus kreatif membuat sendiri peralatan praktik. Kesulitan itu dialami SMKN 1 Mundu, Cirebon, Jawa Barat. Kepala Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan SMKN 1 Mundu Trias Eko mencontohkan, harga satu perahu sekoci tertutup berstandar internasional Rp 450 juta. “Perkembangan teknologi kapal secepat perkembangan gawai,” ujarnya, Rabu (4/3).

Dengan mahalnya harga perahu sekoci dan sekolah tidak mampu membelinya, Trias membuat sekoci sesuai dengan standar dengan harga lebih murah. Namun, sekoci terbuka yang dahulu sudah memenuhi standar kini terpaksa mangkrak di halaman sekolah karena sudah tidak sesuai dengan standar internasional. “Sekoci terbuka tidak boleh dipakai lagi. Kalau masih dipakai, bisa ditutup nanti diklatnya,” kata Trias.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kepala SMKN 1 Mundu Ecep Jalaluddin menyatakan, jika dilihat dari segi kelengkapan sarana prasarana, sebenarnya sudah lengkap. Namun, semuanya sudah berusia tua, bahkan ada sarana prasarana yang berusia 30 tahun.

“Kalau sekolah tidak kreatif, bisa bangkrut,” ujarnya. Sumber dana utama untuk operasional sekolah berasal dari bantuan operasional sekolah (BOS) dengan biaya per unit setiap peserta didik sekitar Rp 750.000.

Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Mustaghfirin Amin mengatakan, pemerintah memberikan bantuan Rp 700 juta berbentuk peralatan untuk sekolah kelautan dan perikanan. Semua murid SMK kemaritiman juga akan mendapatkan sertifikat internasional. (LUK)
——————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 5 Maret 2015, di halaman 12 dengan judul “SMK Sulit Ikuti Perkembangan”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 4 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB