Siswa Cimahi Bikin Sistem Mitigasi Bencana Banjir

- Editor

Kamis, 29 September 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Alat mitigasi banjir memakai sensor tekanan untuk deteksi lingkungan.
Dua pelajar dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Cimahi, Asep Muhamad Yanwar Salim dan Muchammad Alfarisi menciptakan alat sistem mitigasi bencana banjir, yang dinamakan ‘Simina Banjir’.

“Alat ini berfungsi untuk peringatan dini bahaya banjir dengan menggunakan sensor tekanan yang berfungsi mendeteksi keadaan lingkungan,” jelas Asep kepada VIVA.co.id, ditemui di Gedung Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jakarta, Senin 26 September 2016.
Sederhananya, jelas Asep, Simina Banjir itu merupakan alat sensor yang dipasang pada tempat yang dijadikan patokan mitigasi bencana banjir. Kemudian mikrokontroler pada Simina Banjir terhubung mengolah data dari sensor.

Data sensor diolah menjadi lima skala, yakni normal, waspada, siaga, awas dan banjir. Jika level keadaan siaga, awas atau banjir, maka sistem otomatis mengirim pesan secara massal ke seluruh nomor yang tersimpan di memori mikrokontroler.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

19-simina-banjirAlat sistem mitigasi bencana banjir buatan siswa SMK (VIVA.co.id/Mitra Angelia)

Asep menuturkan, jika level masuk kategori awas, maka alat akan melakukan panggilan berupa bunyi alarm. Dalam hal level lebih bahaya dari waspada, maka setiap penurunan level akan dilakukan pemberitahuan status melalui pesan massal.

“Dengan demikian, informasi potensi banjir yang lebih awal diharapkan memudahkan petugas masyarakat untuk mengantisipasi korban banjir lebih banyak,” kata keduanya.

Ide dari Asep dan Alfarisi masuk dalam salah satu dari karya National Young Inventor Awards (NYIA) yang dikompetisikan mulai Senin-Selasa, 26-27 September 2016. Untuk NYIA, 29 invensi terpilih dari 868 karya usulan.

Kompetisi Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) dan NYIA ini merupakan kerja sama LIPI dengan British Council melalui program Newton Fund dan didukung Intel Indonesia serta PT. Aneka Fermentasi Industri (AFI).

Oleh : Amal Nur Ngazis, Mitra Angelia

Sumber: VIVA.co.id – Senin, 26 September 2016

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Habibie Award: Api Intelektual yang Menyala di Tengah Bangsa
Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap
Di Balik Lembar Jawaban: Ketika Psikotes Menentukan Jalan — Antara Harapan, Risiko, dan Tanggung Jawab
Tabel Periodik: Peta Rahasia Kehidupan
Kincir Angin: Dari Ladang Belanda Hingga Pesisir Nusantara
Surat Panjang dari Pinggir Tata Surya
Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi
Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Berita ini 21 kali dibaca

Informasi terkait

Sabtu, 1 November 2025 - 13:01 WIB

Habibie Award: Api Intelektual yang Menyala di Tengah Bangsa

Kamis, 16 Oktober 2025 - 10:46 WIB

Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap

Kamis, 2 Oktober 2025 - 16:30 WIB

Di Balik Lembar Jawaban: Ketika Psikotes Menentukan Jalan — Antara Harapan, Risiko, dan Tanggung Jawab

Rabu, 1 Oktober 2025 - 19:43 WIB

Tabel Periodik: Peta Rahasia Kehidupan

Minggu, 27 Juli 2025 - 21:58 WIB

Kincir Angin: Dari Ladang Belanda Hingga Pesisir Nusantara

Berita Terbaru

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tarian Terakhir Merpati Hutan

Sabtu, 18 Okt 2025 - 13:23 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Hutan yang Menolak Mati

Sabtu, 18 Okt 2025 - 12:10 WIB

etika

Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap

Kamis, 16 Okt 2025 - 10:46 WIB