Serba-serbi Kemoterapi

- Editor

Selasa, 27 November 2012

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

ADA tiga fase dalam penyembuhan Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL), yakni induksi, intensifikasi, dan terapi perawatan. Jenis terapi lainnya yang juga banyak dijalani pasien ALL adalah intrathecal kemoterapi, atau kemoterapi dengan memasukkan cairan ke dalam Sistem Saraf Pusat (SSP), ini untuk mencegah leukemia menyebar hingga SSP.

Sebagian besar pasien ALL menjalani induksi kemoterapi. Tujuan utamanya, jelas untuk membebaskan sel-sel penyakit. Maksudnya, ketika jumlah sel darah pasien kembali normal, dan tulang sumsum tak menunjukkan tanda-tanda penyakit. Terapi ini mampu membebaskan sel sebanyak 95% pada anak-anak, dan 75 – 89% pada orang dewasa.

Tahap yang kedua, terapi intensifikasi atau konsolidasi. Terapi ini biasanya dijalani empat sampai delapan bulan, dan berfungsi untuk mengurangi jumlah sel-sel penyakit yang masih tertinggal. Dosis atau obat-obatan selama menjalani terapi ini, tergantung dari faktor risiko (penyakit) pasien.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ketika pasien masih mengalami remisi setelah menjalani induksi dan intensifikasi, maka saatnya menjalani terapi perawatan. Terapi ini untuk menghancurkan semua sel penyakit yang masih tertinggal, sehingga seluruh sel leukemia hilang. Meskipun hanya sedikit, sel-sel ini bisa menyebabkan kambuh jika tidak diberantas. Terapi ini tidak seintens dua terapi sebelumnya, dan dijalani antara dua hingga tiga tahun.

Selanjutnya, intrathecal kemoterapi, yang merupakan kemoterapi ekstra, untuk menghancurkan sel-sel leukemia yang berkemungkinan menyebar pada SSP; otak dan saraf tulang belakang. Terapi ini dijalani selama pasien menjalani tiga tahap kemoterapi yang sudah disebutkan di atas. Kemoterapi ini diinjeksikan secara langsung menuju cairan tulang belakang menggunakan tusukan lumbal (semacam spinal tap), atau reservoar Omaya, yakni semacam alat yang ditempelkan pada kulit kepala.

Anak-anak penderita ALL yang berisiko tinggi menyebarkan penyakitnya ke SSP, berkemungkinan besar, atau lebih sering menjalani intrathecal kemoterapi. Beberapa dari mereka juga berkemungkinan diberikan terapi radiasi pada otaknya. Padahal, radiasi yang mengenai otak bisa menyebabkan masalah dalam perkembangan fisik maupun mentalnya. Makanya, biasanya para dokter berusaha menghindari menggunakan terapi ini.

Salah satu cara yang bisa dijadikan ukuran keberhasilan tiap jenis perawatan, adalah kuantitas berapa banyak pasien yang bertahan hidup lima tahun atau lebih, setelah menjalani perawatan. Dan bagi anak-anak penderita ALL, secara keseluruhan setelah melewati salah satu atau seluruh jenis terapi yang mereka jalani, kemungkinannya mencapai 80%. ini mencakup anak-anak dari berbagai level resiko penyakitnya.  (Irma M Manggia)

Sumber: Suara Merdeka, 18 November 2012

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Menghapus Joki Scopus
Kubah Masjid dari Ferosemen
Paradigma Baru Pengendalian Hama Terpadu
Misteri “Java Man”
Empat Tahap Transformasi
Carlo Rubbia, Raja Pemecah Atom
Gelar Sarjana
Gelombang Radio
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Senin, 13 November 2023 - 13:46 WIB

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 November 2023 - 13:42 WIB

3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum

Senin, 13 November 2023 - 13:37 WIB

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 November 2023 - 05:01 WIB

Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:52 WIB

Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:42 WIB

Teliti Dinamika Elektron, Trio Ilmuwan Menang Hadiah Nobel Fisika

Berita Terbaru

Berita

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 Nov 2023 - 13:46 WIB

Berita

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 Nov 2023 - 13:37 WIB