Sekolah Pilot Tak Gratis Lagi

- Editor

Senin, 29 Desember 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pemerintah mencabut subsidi pendidikan untuk sekolah pilot negeri di Indonesia. Mulai tahun depan, murid tak bisa bersekolah pilot gratis lagi.

Saat ini sekolah tinggi penerbangan negeri yang menghasilkan pilot-pilot di Indonesia masih disubsidi oleh pemerintah. Untuk menempuh pendidikan pilot, mereka membayar hanya Rp 30 juta sampai Rp 50 juta untuk keperluan pribadi, seperti seragam. Biaya praktik dan sebagainya ditanggung oleh negara. Sebagai pembanding, di sekolah penerbangan swasta, biaya sekolah pilot hingga lulus selama 18-24 bulan mencapai Rp 700 juta.

Menurut Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, sekolah untuk pilot tidak perlu disubsidi. ”Sekolah yang disubsidi itu ya SD, SMP, SMA. Kalau pilot sekolahnya mahal, tetapi begitu lulus gajinya besar,” kata Jonan saat berkunjung di Sekolah Tinggi Penerbangan Negeri Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ke depan, sekolah-sekolah yang berada di bawah Kementerian Perhubungan, antara lain sekolah tinggi penerbangan dan sekolah tinggi pelayaran, akan diubah statusnya menjadi badan layanan umum (BLU). Beasiswa tetap ada dan hanya diberikan kepada murid yang sesuai kriteria.

pilot-1_0Meski subsidi dicabut, Jonan yakin jumlah kebutuhan pilot tetap terkejar. Maskapai itu sendiri yang akan memenuhi kebutuhan pilot, di antaranya bekerja sama dengan sekolah swasta.

Menurut Kepala Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia Yudhi Sari, total ada 300-an lulusan pilot yang dihasilkan dari sekolah negeri dan swasta setiap tahun. Sebanyak 250 di antaranya merupakan lulusan dari dua sekolah penerbangan negeri, yakni Sekolah Tinggi Penerbangan Curug, Tangerang, Banten, dan Sekolah Tinggi Penerbangan Banyuwangi, Jawa Timur.
Fokus infrastruktur

Pemerintah kini memilih untuk fokus menambah infrastruktur perhubungan, di antaranya laut dan udara. Bandara-bandara di perbatasan dan daerah terpencil diprioritaskan pembangunannya, termasuk Bandara Blimbingsari, Banyuwangi. Kepala Bandara Blimbingsari Banyuwangi Andy Hendra mengatakan, bandara tersebut akan diperkuat dan diperlebar lagi. (NIT)

Sumber: Kompas, 29 Desember 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 26 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB