Sangkot Marzuki; Transformasi

- Editor

Kamis, 13 Januari 2011

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Berbaju batik biru gelap, Sangkot Marzuki (66) tampak segar. Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman itu, Rabu (12/1) siang, bersama seluruh staf mensyukuri gelar kehormatan doctor of science honoris causa yang diterimanya dari Universitas Queensland, Australia.

Meski ini gelar yang sama untuk kedua kalinya—yang pertama malah hasil kerja kerasnya di Universitas Monash, juga di Australia—tetap saja pemberian gelar kehormatan ini disambut gembira. Maklum, tidak semua ilmuwan bisa mencapai gelar tertinggi ini.

Bagi Sangkot, yang terpenting lagi, ia berkesempatan ke Universitas Queensland dan menengok pusat penelitian biologi molekuler di sana. ”Ternyata apa yang dulu hanya mimpi sekarang menjadi kenyataan dengan kemajuan yang luar biasa,” katanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kalau dulu diperlukan 10 tahun untuk memetakan genom seorang manusia secara keseluruhan, sekarang dalam tiga hari sudah komplet. Kalau dulu biayanya 3 miliar dollar AS, sekarang cuma 3.000 dollar AS. ”Ini tidak hanya berdampak luar biasa pada kesehatan, tetapi juga sosial kemanusiaan,” papar Sangkot.

Apa pelajaran yang bisa ditarik? ”Kita bisa bekerja keras meniru wilayah Queensland, yang sudah berhasil bertransformasi dari banana state menjadi smart state,” ujarnya. (nes/ij)

Sumber: Kompas, Kamis, 13 Januari 2011 | 04:48 WIB

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan
Pemuda Jombang ini Jelajahi Tiga Negara Berbeda untuk Menimba Ilmu
Mochammad Masrikhan, Lulusan Terbaik SMK Swasta di Jombang yang Kini Kuliah di Australia
Usai Lulus Kedokteran UI, Pemuda Jombang ini Pasang Target Selesai S2 di UCL dalam Setahun
Di Usia 25 Tahun, Wiwit Nurhidayah Menyandang 4 Gelar Akademik
Cerita Sasha Mahasiswa Baru Fakultas Kedokteran Unair, Pernah Gagal 15 Kali Tes
Sosok Amadeo Yesa, Peraih Nilai UTBK 2023 Tertinggi se-Indonesia yang Masuk ITS
Profil Koesnadi Hardjasoemantri, Rektor UGM Semasa Ganjar Pranowo Masih Kuliah
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Senin, 13 November 2023 - 13:46 WIB

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 November 2023 - 13:42 WIB

3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum

Senin, 13 November 2023 - 13:37 WIB

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 November 2023 - 05:01 WIB

Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:52 WIB

Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:42 WIB

Teliti Dinamika Elektron, Trio Ilmuwan Menang Hadiah Nobel Fisika

Berita Terbaru

Berita

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 Nov 2023 - 13:46 WIB

Berita

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 Nov 2023 - 13:37 WIB