Dari banyak skenario kerja sama yang mungkin bakal muncul di antara penyedia layanan internet, langkah yang diambil Twitter Indonesia adalah satu yang mengundang keheranan. Hari Jumat (16/9/2016), kantor Twitter Indonesia mengumumkan kerja sama dengan MRA Broadcast Media, sebuah perusahaan media radio yang memiliki lima merek yang sebagian sudah beroperasi sejak 20 tahun lalu, yaitu Hard Rock FM, Trax FM, I-Radio Network, Cosmopolitan FM, dan Brava Radio.
Twitter yang mewakili produk media digital bertemu dengan radio sebagai salah satu media analog untuk bekerja sama. Twitter dikenal dengan layanan yang mampu menampilkan informasi yang berlangsung saat itu lewat tweet atau cuitan dari penggunanya yang dibatasi 140 karakter.
Perusahaan yang saat ini dipimpin oleh Jack Dorsey menyodorkan layanan yang cukup aktif dipakai pengguna Indonesia sebagai sarana untuk menyampaikan aspirasi politik hingga menggalang gerakan sosial. Saat memakai, pengguna hanya perlu menggeser layar untuk menyibak linimasa mencari cuitan yang menurutnya menarik dan ditanggapi, entah dengan membalas atau menyebarkan ke daftar akun yang mengikutinya atau kerap disebut retweet.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sementara radio tetaplah setia dengan format audio yang dinikmati oleh pendengarnya di tengah kesibukan melakoni aktivitas sehari-hari. Iwet Ramadhan, Head of Sales MRA Broadcast Media, menuturkan, salah satu alasan radio tetap relevan bagi pengguna di daerah perkotaan karena mendengarkan siarannya adalah salah satu cara untuk menghabiskan waktu, sementara raganya terjebak di tengah antrean kemacetan kendaraan, baik saat berangkat maupun pulang kerja.
“Saat mendengarkan radio, aktivitas yang paling kerap dilakukan adalah mengulik linimasa Twitter. Dan pengalaman itulah yang sedang digali lewat kerja sama ini,” kata Iwet.
Kolaborasi radio dengan media sosial ini sudah terjadi beberapa kali sebelumnya. Iwet menceritakan ledakan bom di kawasan Mega Kuningan tahun 2009, mereka ikut mendorong tagar #IndonesiaUnite sebagai kampanye untuk membangun solidaritas warga serta gerakan sosial yang masif. Ternyata hasilnya positif karena tagar tersebut berhasil menjadi topik tren, yang berarti diperbincangkan para pengguna dalam jumlah signifikan di waktu yang singkat.
Laman Twitter, Senin (1/2/2016). —KOMPAS/AGUS SUSANTO
Inisiatif terbaru terjadi pada 11 September lalu yang diperingati sebagai Hari Radio. Melalui tagar #karenaradio, para pengguna diajak untuk berbagi pengalaman emosionalnya dengan radio.
Amplify
Koneksi itulah yang ingin ditonjolkan lebih jauh lewat program Amplify bersama perwakilan Twitter Indonesia. Kerja sama ini memungkinkan MRA Broadcast Media untuk memajang konten berupa video ke linimasa akun resmi radio. Dengan demikian, para pendengar tidak berhenti pada indera telinga saja, tetapi juga mata lewat konten video maupun animasi.
Melalui skema kerja sama, beberapa batasan untuk menampilkan konten media pun diperlonggar, seperti video yang sebelumnya hanya 140 detik kini bisa diputar hingga 15 menit meski hal tersebut tidak disarankan karena khawatir perhatian pengguna telanjur bosan.
Konten premium yang berbentuk video sebagian dimanfaatkan untuk menampilkan iklan selama 3-6 detik yang tidak bisa dilewati. Country Business Head Twitter Head Indonesia Roy Simangunsong menjelaskan, durasi singkat tersebut sudah mencukupi karena diyakini sudah cukup efektif dalam mematri sebuah merek ke benak konsumen. Mitra mereka memiliki keleluasaan untuk mengetahui katalog iklan yang akan dipasang sebelum konten diputar untuk memastikan keduanya saling mendukung, bukan sebaliknya.
Perkenalan fitur video di linimasa Twitter terus menampilkan pertumbuhan setiap saat. Sejak Januari tahun lalu saja sudah ada peningkatan konsumsi sampai 220 kali dan 46 persen dari pengguna asal Indonesia berusia 25-34 tahun mengunggah video secara aktif.
Kerja sama Twitter dengan media radio merupakan kali pertama di kawasan Asia Pasifik dan menjadi salah satu inisiatif dari penyedia layanan ini dalam mendatangkan pemasukan selain iklan. Kerja sama dengan program Amplify sendiri memiliki tiga paket yang bisa dipilih berdasarkan durasi, jumlah tweet, serta perkiraan impresi atau orang yang melihat konten tersebut walau sekilas, berikut perkiraan jumlah pasang mata yang menonton.
Misalnya paket paling dasar yang digelar selama empat minggu akan memiliki 60 tweet yang kemungkinan dilihat 2,8 juta orang serta videonya ditonton 345.000 kali.
President Director MRA Broadcast Media Maulana Indraguna Sutowo menyebut kerja sama ini mau tidak mau juga mengubah cara mereka dalam berinteraksi dengan pendengar yang sebelumnya melalui siaran atau acara terpisah. Keterbatasan itulah yang dibongkar dengan memberi visualisasi lebih baik melalui linimasa.
“Ini adalah permintaan dari pengguna agar radio bisa mengikuti zaman,” ujar Indraguna.
DIDIT PUTRA ERLANGGA RAHARDJO
Sumber: Kompas siang, 21 September 2016