Rusia Tawarkan Paket Perjalanan ke Stasiun Luar Angkasa Internasional

- Editor

Senin, 13 Mei 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Era komersialisasi penerbangan luar angkasa perlahan telah dimulai. Sejumlah orang super kaya telah terbang mengangkasa dan menyaksikan planet bumi dari luar angkasa.

KOMPAS/NASA—-Wahana antariksa Rusia Soyuz MS-17 sandar di Stasiun Luar Angkasa Internasional pada 14 Oktober 2020. Penggabungan kedua wahana itu terjadi saat keduanya terbang di atas Laut Mediterania.

Bosan dengan pandemi Covid-19 yang tak jelas akhirnya? Punya uang berlebih? Atau sekadar ingin meluapkan jiwa petualangan Anda menjelajahi luar angkasa sembari menikmati pemandangan semesta? Paket perjalanan ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) selama beberapa hari mungkin menarik bagi Anda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Glavkosmos, bagian pemasaran dan manajemen internasional dari Badan Antariksa Rusia Roscosmos, Selasa (8/6/2021), melalui akun Twitter-nya @glavkosmosJSC mulai menawarkan perjalanan ke ISS menggunakan pesawat luar angkasa Soyuz. Tak ada harga yang tertera, tetapi konsumen yang tertarik dipersilakan menghubungi manajer perusahaan tersebut melalui tautan yang ada.

”Capai dengan karantina wilayah dan penutupan batas antarnegara bagian, kami tahu bagaimana mengatur petualangan tak terlupakan bagi Anda, terbanglah ke luar angkasa bersama kami. Bagi Anda yang serius ingin terbang bersama kami, kami coba bantu menjawab melalui FAQs: https://glavkosmos.com/en/glavkosmos,” tulis mereka.

Dengan model pemasaran seperti ini, penerbangan ke luar angkasa akan lebih mudah dijangkau bagi siapa pun sepanjang Anda mampu membayar harga tiket yang ditentukan dan kondisi kesehatan Anda pun memungkinkan untuk melakukan perjalanan tersebut.

KOMPAS/NASA—-Wahana antariksa Rusia Soyuz MS-17 yang membawa antariksawan Kate Rubins (Amerika Serikat) serta Sergey Ryzhikov dan Sergey Kud-Sverchkov bergerak mendekati Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada 14 Oktober 2020. Citra diambil saat Soyuz dan ISS sedang berada di atas wilayah udara Moroko.

”Pelanggan potensial untuk penerbangan komersial ke luar angkasa kini dapat lebih mudah mendapatkan informasi dari sumber utama tentang bagaimana penerbangan mereka ke ISS akan diatur,” kata Direktur Jenderal Glavkosmos Dmitry Loskutov dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Space, Rabu (9/6/2021).

Calon peserta penerbangan komersial ke ISS itu akan bisa mengetahui jenis roket dan pesawat luar angkasa yang akan mereka tumpangi, hal-hal apa saja yang harus mereka lakukan selama pelatihan ataupun sebelum penerbangan, dan apa yang dapat mereka lakukan selama berada di luar angkasa.

ISS adalah stasiun luar angkasa bersama yang dibangun oleh konsorsium beberapa negara, seperti Amerika Serikat (NASA), Rusia (Roscosmos), Jepang (JAXA), Kanada (CSA) dan 11 negara Uni Eropa (ESA).

Stasiun luar angkasa tersebut mengorbit Bumi pada ketinggian sekitar 400 kilometer dan sudah beroperasi sejak tahun 2000. ISS bergerak mengelilingi Bumi dengan kecepatan 7,66 kilometer per detik atau hanya membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam untuk satu kali mengelilingi Bumi. Itu berarti, dalam satu hari, ISS mengelilingi Bumi sebanyak 15 kali.

Tidak jelas berapa harga yang harus dibayarkan untuk bisa menikmati sensasi penerbangan ke luar angkasa dan tinggal selama beberapa hari di ISS tersebut. Namun, sebagai gambaran, seperti dikutip Space, 13 Mei 2020, NASA harus membayar 90 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,26 triliun (dengan kurs Rp 14.000 per dollar AS) kepada Roscosmos untuk menerbangkan satu antariksawannya pulang pergi dan sedikit barang kargo ke ISS.

Sementara CNBC edisi 11 Juni 2019, melaporkan, perusahaan luar angkasa swasta AS SpaceX menawarkan wisata kunjungan ke ISS dengan harga 52 juta dollar AS atau sekitar Rp 728 miliar. NASA saat itu telah mengumumkan membuka ISS untuk turis dengan waktu kunjungan tidak lebih dari 30 hari.

Dari setiap tamu yang berkunjung ke ISS, NASA akan mendapat bagian sebesar 35.000 dollar AS atau Rp 490 juta per orang per malam. Dana sebesar itu digunakan untuk mendukung kehidupan turis selama di ISS, makanan, minuman, energi, paket data, hingga energi atau oksigen yang dibutuhkan untuk bernapas.

Pendahulu
Sebelum paket perjalanan ke ISS itu ditawarkan Glavkosmos, tercatat sudah ada tujuh wisatawan yang mengunjungi ISS dengan mengendarai pesawat luar angkasa milik Rusia, Soyuz. Meski sama-sama menggunakan Soyuz, perjalanan ketujuh turis ke ISS itu diatur oleh perusahaan Space Adventures yang berbasis di Virginia, AS. Sementara Glavkosmos adalah anak perusahaan langsung dari Roscosmos.

Menurut informasi Space, 26 April 2011, ketujuh wisatawan ke ISS itu umumnya memiliki latar belakang pengusaha dan masuk jajaran orang-orang paling kaya di dunia. Maklum, untuk memerlukan perjalanan singkat ke luar angkasa itu butuh biaya yang tidak sedikit.

KOMPAS/NASA—-Dennis Tito (tengah) menjadi turis pertama yang tiba di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada 30 April 2001. Tito menuju ISS dengan mengendarai Soyuz TM-32 yang diluncurkan dari Kosmodrom Baikonur, Kazakhstan dan dikomandani oleh antariksawan Talgat Musabayev dan ditemani insinyur penerbangan Yury Baturin. Tito berada di ISS selama tujuh hari dan kembali ke Bumi pada 6 Mei 2001.

Turis pertama yang berhasil mengunjungi ISS adalah pengusaha asal AS Dennis Tito. Ia meluncur dari Bandar Antariksa Baikonur di Kazakhstan pada April 2001 setelah membayar sebesar 20 juta dollar.

Wisatawan ke ISS berikutnya adalah Mark Shuttleworth dari Afrika Selatan pada 2002 yang menjadi turis ISS kedua dan Greg Olsen dari AS pada 2005 jadi turis ketiga.

Selanjutnya ada yang berdarah Iran-AS pada 2006 sekaligus menjadi turis perempuan pertama di ISS. Ada pula Charles Simonyi, pengusaha berdarah Hungaria-AS yang terbang dua kali ke ISS, yaitu pada 2006 dan 2007.

KOMPAS/ESA—Anousheh Ansari, pengusaha berdarah Iran-Amerika, menjadi turis perempuan pertama yang berkunjung ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada September 2006. Ansari sekaligus menjadi turis keempat yang berkunjung ke ISS. Perjalanan Ansari menuju ISS menggunakan wahana antariksa milik Rusia Soyuz yang juga membawa antariksawan Michael Lopez-Alegria (Amerika Serikat) dan Mikhail Tyurin (Rusia). Selama masa tinggalnya di ISS, Ansari mengikuti empat eksperimen yang dilakukan oleh Badan Antariksa Eropa (ESA).

Berikutnya adalah pengembang gim video asal Inggris-AS, Richard Allen Garriott de Cayeux yang harus membayar 30 juta dollar untuk tinggal selama 12 hari di ISS. Sementara pengusaha sirkus dari dari Kanada, Guy Laliberté, harus membayar sebesar 35 juta dollar AS untuk menghabiskan waktu selama 12 hari di ISS tahun 2009.

Meski kini penerbangan turis ke ISS dikelola oleh Glavkosmos, Space Adventures tetap beroperasi. Setidaknya, perusahaan ini masih akan mengirimkan miliarder Jepang Yusaku Maezawa bersama produser video Yozo Hirano ke ISS pada Desember 2021. Mereka berdua akan didampingi oleh antariksawan Rusia atau kosmonaut Alexander Misurkin.

Maezawa juga tercatat sebagai turis pertama yang akan terbang mengelilingi Bulan pada 2023. Kini, dia sedang mencari delapan orang yang akan diajaknya melakukan perjalanan ke Bulan itu dengan menggunakan roket dan wahana antariksa milik SpaceX.

Namun, sebelum Maezawa terbang ke ISS, artis Yulia Peresild dan sutradara Klim Shipenko akan terbang lebih dulu ke ISS pada Oktober 2021. Mereka akan mengambil gambar sejumlah adegan film berjudul Challenge yang akan menjadi film pertama yang dibuat di ISS atas dukungan Roscosmos. Keberangkatan dua insan film dengan Soyuz itu akan dikomandani oleh kosmonaut Anton Shkaplerov.

Selain Peresild dan Shipenko, aktor Tom Cruise dan sutradara Doug Liman yang didukung NASA juga dijadwalkan melakukan perjalanan ke ISS dan membuat film mereka sendiri. Namun, Cruise dan Liman diperkirakan akan terbang ke ISS menggunakan kapsul Crew Dragon milik SpaceX walau belum dipastikan kapan tanggal keberangkatan mereka.

Penerbangan sejumlah wisatawan ke ISS itu merupakan bagian dari upaya komersalisasi penerbangan luar angkasa. Tujuan utama para wisatawan itu umumnya adalah ISS yang masih berada di sekitar orbit rendah Bumi.

Selain ISS, tujuan lainnya adalah terbang mengorbit Bumi selama beberapa hari, tanpa sandar di ISS, hingga kemudian turun kembali ke Bumi. Perjalanan mengelilingi Bumi itu setidaknya akan dilakukan empat orang dari empat negara berbeda pada September 2021 dalam misi yang disebut Inspiration4. Mereka akan terbang dengan menggunakan kapsul Crew Dragon dan menikmati sensasi memutari sang planet biru.

Oleh MUCHAMAD ZAID WAHYUDI

Editor: ADHITYA RAMADHAN

Sumber: Kompas, 11 Juni 2021

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 11 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB