Roti Tertua Dibuat 14.400 Tahun Lalu Dari Biji-bijian Liar di Jordania

- Editor

Selasa, 17 Juli 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sejumlah arkeolog internasional menemukan sisa roti kering yang dibakar oleh pemburu-pengumpul 14.400 tahun yang lalu di sebuah situs arkeologi di timur laut Jordania. Temuan ini adalah bukti tertua dari roti yang ditemukan hingga saat ini, yang mendahului munculnya pertanian setidaknya selama 4.000 tahun.

-Rumah Bukit Merah Jordania. Bukti tertua roti ditemukan di timur laut Jordania.–FOTOGRAFER: FAJAR “REDWOLF” ADRIYANTO

Hasil penelitian diterbitkan dalam jurnal Proceedings of National Academy of Sciences edisi 16 Juli 2018, yang juga dipublikasikan sciencedaily.com.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Para arkeolog yang terlibat dalam penemuan ini di antaranya Amaia Arranz-Otaegui dan Tobias Richter dari Universitas Kopenhagen, Denmark; Lara Gonzalez Carratero dan Dorian Fuller dari Universitas Kolese London; serta Monica N Ramsey dari Universitas Cambridge, Inggris.

Tim telah menganalisis sisa-sisa makanan yang hangus dari situs pemburu-pengumpul Natufian berusia 14.400 tahun, sebuah situs yang dikenal sebagai Shubayqa 1. Situs itu terletak di gurun hitam di timur laut Jordania.

KOMPAS/AGUS SUSANTO–Penunggang unta menunggu wisatawan untuk keliling Laut Mati di Jordania, Sabtu (1/4/2017). Produksi roti awal diperkirakan dimulai di Jordania 14.400 tahun lalu.–Kompas/Agus Susanto (AGS)

Roti sisa yang hangus dianalisis di laboratorium Universitas Kolese London oleh kandidat PhD Lara Gonzalez Carratero. “Kami menggunakan mikroskop elektron pemindai untuk mengidentifikasi mikrostruktur dan partikel dari setiap makanan yang hangus tetap ada,” kata Gonzalez Carratero, ahli roti prasejarah.

Temuan ini memberikan bukti empiris paling awal untuk produksi roti. Temuan menunjukkan bahwa produksi roti berdasarkan sereal biji-bijian liar mungkin telah mendorong pemburu-pengumpul untuk mengolah sereal. Dengan demikian produksi roti ini berkontribusi pada revolusi pertanian pada periode neolitikum atau zaman batu muda.

Gandum varietas DWR 162 yang dapat tumbuh subur di kawasan antara lereng Gunung Merbabu dan lereng Gunung Telomoyo di Desa Salaran dan Wates, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Kamis (28/8/2003). Gandum modern diperkirakan pertama kali ditanam dari gandum liar di Jordania 14.400 tahun lalu.
Kompas/Eddy Hasby (ED)

“Temuan ini menunjukkan bahwa leluhur liar dari sereal yang ditanam seperti jelai, gandum einkorn, dan oat telah digiling, diayak dan digiling sebelum dimasak. Sisa-sisa ini sangat mirip dengan roti pipih yang tidak beragi yang diidentifikasi di beberapa situs neolitikum dan Romawi di Eropa dan Turki,” kata Amaia Arranz-Otaegui.

Masyarakat membeli roti pipih di Kota Al-Bueda, Suriah, 23 Juli 2012. Roti pipih yang ada sekarang berawal dari roti yang dibuat di Jordania 14.400 tahun lalu.–AFP PHOTO/ANTONIO PAMPLIEGA

Tobias Richter, yang memimpin penggalian di Shubayqa 1 di Jordania, menjelaskan, temuan bilah pedang sabit serta alat-alat batu tanah yang ditemukan di situs Natufian di Mediterania Timur telah lama menyebabkan para arkeolog untuk mencurigai bahwa orang telah mulai mengeksploitasi tanaman dengan cara yang berbeda dan mungkin lebih efektif.

“Roti pipih yang ditemukan di Shubayqa 1 adalah bukti paling awal dari pembuatan roti yang ditemukan sejauh ini dan itu menunjukkan bahwa roti diciptakan sebelum kita melakukan budidaya tanaman,” tutur Richter.

Jadi, bukti ini mengkonfirmasikan beberapa hipotesis para arkeolog bahwa memang mungkin produksi roti awal dengan bahan baku sereal liar mungkin telah menjadi salah satu kekuatan pendorong utama di belakang revolusi pertanian. Sereal liar kemudian dibudidayakan untuk menyediakan sumber makanan yang lebih enak.

KOMPAS/HERPIN DEWANTO PUTRO–Koleksi gandum di Museum Vodka, Saint Petersburg, Rusia, Rabu (11/7/2018). Tanaman gandum diperkirakan mulai ditanam di Jordania 14.400 tahun lalu.

Dana hibah yang baru-baru ini diberikan kepada tim Universitas Kopenhagen akan memastikan bahwa penelitian dalam pembuatan makanan selama masa transisi ke Neolitik akan berlanjut.

“Dewan Denmark untuk Penelitian Independen baru-baru ini menyetujui pendanaan lebih lanjut untuk pekerjaan kami, yang akan memungkinkan kami untuk menyelidiki bagaimana orang-orang mengkonsumsi tumbuhan dan hewan yang berbeda secara lebih terperinci. Penelitian roti ini di masa depan membuat kita tahu mengapa bahan-bahan tertentu lebih disukai daripada yang lain dan akhirnya dipilih untuk dibudidayakan, “ kata Tobias Richter.–SUBUR TJAHJONO

Sumber: Kompas, 17 Juli 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Berita ini 12 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Rabu, 2 Juli 2025 - 18:46 WIB

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Jumat, 27 Juni 2025 - 05:33 WIB

Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah

Berita Terbaru

Fiksi Ilmiah

Bersilang Nama di Delhi

Minggu, 6 Jul 2025 - 14:15 WIB

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB