Kambing Pertama Kali Dijinakkan Tahun 8000 Sebelum Masehi di Asia Barat Daya

- Editor

Senin, 9 Juli 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sebuah tim ilmuwan internasional mengungkapkan hasil penelitian terbaru bahwa kambing peliharaan saat ini merupakan hasil domestikasi atau penjinakan di wilayah Bulan Sabit Subur di Asia Barat Daya tahun 8000 sebelum Masehi. Para peternak kala itu melakukan seleksi di antara kambing liar dan kambing ternak.

AP PHOTO–Kambing melintas di dekat perbatasan Turki-Suriah di Kota Tel Abyad, Turki, 5 Oktober 2012. Kambing pertama kali dijinakkan tahun 8000 sebelum Masehi di wilayah Asia Barat Daya, termasuk Turki dan Suriah.

Penelitian berjudul ”Genom Kambing Kuno Mengungkapkan Domestikasi Mosaik di Wilayah Bulan Sabit Subur” itu dimuat di jurnal Science yang juga disiarkan sciencedaily.com. Penelitian antara lain dilakukan Kevin Daly dan Daniel G Bradley dari Kolese Trinitas Irlandia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Wilayah Bulan Sabit Subur dalam peta modern meliputi wilayah berbentuk bulan sabit di Asia Barat Daya, yaitu Irak, Suriah, Lebanon, Siprus, Jordania, Israel, Palestina, Mesir, serta pinggiran tenggara Turki, dan pinggiran barat Iran.

KOMPAS/RETNO BINTARTI–Tenda-tenda di bawah tebing di Wadi Rum, Jordania, ini merupakan tempat penginapan bagi mereka yang ingin merasakan suasana gurun pasir, 14 September 2015. Jordania adalah salah satu negara tempat awal domestikasi kambing.

Peneliti mengkaji data genom dari 83 kambing purba dari zaman Paleolitik hingga Abad Pertengahan di seluruh wilayah Timur Dekat. Hasil kajiannya, peneliti mendeteksi seleksi awal untuk kebutuhan pigmentasi, perawakan, reproduksi, kemampuan pemerahan susu, dan respons terhadap perubahan pola makan. Dari satu kambing yang didomestikasi dan menjadi sumber daging, susu, dan kulit, kambing sekarang jumlahnya hampir 1 miliar ekor di seluruh dunia.

Bukti paling awal untuk kambing domestik terjadi di wilayah Bulan Sabit Subur di Asia Barat Daya, tempat pertanian tanaman dan penggembalaan hewan dimulai. Sebelum menggiring, pemburu lokal menargetkan kambing liar bezoar dijinakkan. Praktik lokal ini akhirnya menjadi dasar pengelolaan kambing dan pemeliharaan ternak.

”Sama seperti manusia, nenek moyang kambing modern adalah jaring kusut dari untaian leluhur yang berbeda,” kata Daniel Bradley, Guru Besar Populasi Genetika.

ANTARA/NYOMAN BUDHIANA–Warga menggembalakan kambing di Desa Watumbaka, Sumba Timur, NTT, Kamis (22/6/2017). Meski hama belalang hingga saat ini telah mereda, Pemkab Sumba Timur masih bersiaga untuk mengantisipasi kembalinya serangan hama tersebut yang dikhawatirkan dapat menghabiskan tanaman pertanian dan pakan ternak di daerah setempat.

Dengan menggunakan sampel kuno, peneliti mampu menganalisis keragaman genetik populasi kambing yang berbeda pada masa lalu dan merekonstruksi sejarah domestikasi awal. Peternak menjadikan ternak menjadi ratusan jenis yang berbeda. Tampaknya, seperti peternak modern, petani kuno tertarik pada penampilan hewan.

”Kami menemukan bukti bahwa setidaknya sejauh 8.000 tahun yang lalu penggembala tertarik atau menghargai warna bulu binatang mereka,” kata Kevin Daly.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO–Warga menggiring kambing yang akan disembelih dalam tradisi Dandan Lepen di Desa Socokangsi, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Jumat (14/7/2017). Tradisi itu digelar setiap tahun sebagai simbol menjaga harmoni dengan alam sekitar serta untuk mengajak masyarakat merawat kebersihan Sungai Gethuk yang mengalir di desa itu.

Ada juga indikasi bahwa hewan purba ini telah dipilih untuk dijinakkan karena mengandung enzim hati yang memberikan toleransi yang lebih baik terhadap racun baru. Racun baru itu mungkin berasal dari jamur yang tumbuh pada pakan ternak.

Di Indonesia, kambing juga menjadi hewan ternak yang populer untuk diambil daging dan jerohannya, susunya, dan kulitnya. Kambing yang banyak dipelihara di Indonesia adalah jenis kambing peranakan etawah atau kambing kacang.–SUBUR TJAHJONO

Sumber: Kompas, 6 Juli 2018

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan
UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum
3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum
Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023
Tiga Ilmuwan Penemu Quantum Dots Raih Nobel Kimia 2023
Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023
Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Senin, 13 November 2023 - 13:46 WIB

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 November 2023 - 13:42 WIB

3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum

Senin, 13 November 2023 - 13:37 WIB

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 November 2023 - 05:01 WIB

Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:52 WIB

Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:42 WIB

Teliti Dinamika Elektron, Trio Ilmuwan Menang Hadiah Nobel Fisika

Berita Terbaru

Berita

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 Nov 2023 - 13:46 WIB

Berita

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 Nov 2023 - 13:37 WIB