Rizobakteri Memacu Pertanian Organik

- Editor

Rabu, 19 April 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Petani di Indonesia bergantung pada penggunaan bahan kimia yang merusak tanah. Karena itu, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia mendorong pengembangan pertanian organik, khususnya memakai rizobakteri, untuk memberi hasil lebih baik dan ramah lingkungan.

Hal itu terungkap dalam Konferensi Internasional Ke-5 Asian Plant Growth-Promoting Rhizobacteria (PGPR) untuk pertanian berkelanjutan yang diselenggarakan oleh LIPI bersama PGPR Asia, di Bogor, Senin (17/7). Acara itu diikuti 250 peserta dari 14 negara di Asia dan 7 negara dari luar Asia.

“Rizobakteri cocok bagi tanaman yang stres nutrisi dan fisik. Mereka bekerja sama dengan akar tumbuhan dan amat cepat beradaptasi dengan jenis dan kondisi tanah,” kata peneliti dari Pusat Penelitian Biologi LIPI Sarjiya Antonius.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Rizobakteri merupakan kelompok bakteri berkoloni dengan akar untuk menyediakan dan memfasilitasi penyerapan unsur hara dalam tanah yang membuat tanaman lebih subur. Bahkan, bakteri-bakteri itu mampu meningkatkan kekebalan tanaman terhadap serangan hama.

Dukungan pemda
Rizobakteri pemacu tumbuhan tanaman (RPTT) jadi formula yang dipakai peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI saat diseminasi ke petani. Formula RPTT itu dipakai di 60 area pada 22 provinsi. “Di Purbalingga, pemerintah daerah menyediakan anggaran khusus untuk membantu petani menerapkan pertanian organik,” ujarnya.

Sejauh ini 38 persen lahan pertanian yang tersisa di bumi terdegradasi akibat salah kelola, di antaranya masih memakai pestisida, urea, dan bahan kimia lain. “Petani mengeluh karena produk organik susah laku di pasaran karena harganya terlalu tinggi. Namun, kami optimistis pertanian organik jadi cara terbaik mewujudkan pertanian berkelanjutan,” ungkapnya.

Pertanian berkelanjutan mempertimbangkan lingkungan sehat dan kelayakan ekonomi. Itu mensyaratkan, antara lain, produktivitas tinggi. “Rizobakteri bisa melakukan itu. Di Magelang, petani mendapat hasil lebih banyak tiga kali lipat,” ujarnya.

Menurut Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI Enny Sudarmonowati, pihaknya membuat lisensi bagi perusahaan yang memakai formula itu untuk dunia usaha. Itu bertujuan mendorong petani beralih ke pertanian organik. “Ke depan, setiap formula akan dilabeli sesuai dengan jenis dan kondisi tanah,” ucapnya.

Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ocky Karna Radjasa menambahkan, pihaknya punya 10 program prioritas riset, termasuk pertanian dan ketahanan pangan. RPTT membantu membenahi ekosistem tanah rusak. (IDO)
—————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 19 Juli 2017, di halaman 14 dengan judul “Rizobakteri Memacu Pertanian Organik”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB