Riset perguruan tinggi Belum Ada Cetak Biru

- Editor

Rabu, 25 Juni 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, belum memiliki cetak biru arah riset dan inovasi bagi perguruan tinggi serta hubungannya dengan industri. Pemerintah masih mengutamakan penguatan ketatanan bidang sains, teknologi, kesehatan, dan pertanian.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Djoko Santoso mengatakan, belum ada cetak biru arah riset atau inovasi di jenjang perguruan tinggi. Selama ini, Ditjen Dikti masih menguatkan ketatanan bidang sains, teknologi, kesehatan, dan pertanian. Tujuan utama program jangka panjang itu ialah menambah jumlah tenaga kerja ahli.

”Prodi sains dan teknologi sekitar 70 persen jumlahnya, tetapi mahasiswanya hanya 14 persen dari total jumlah mahasiswa,” ujar Djoko, di Jakarta, Kamis (19/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Djoko mengungkapkan, kesenjangan antara riset perguruan tinggi dan kebutuhan industri tidak hanya terjadi di Indonesia. Industri skala besar, biasanya, memiliki lembaga penelitian dan pengembangan sendiri.

Untuk itu, perguruan tinggi dapat mengembangkan kewirausahaan mandiri guna memanfaatkan dan mengembangkan hasil riset. Pemerintah juga mendorong peningkatan inkubator bisnis industri di universitas.

Penghambat
Secara terpisah, Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Lukman Hakim mengatakan, ada banyak faktor penghambat hubungan riset perguruan tinggi dengan industri. Hambatan itu di antaranya aturan yang tumpang tindih dan belum adanya insentif bagi industri yang mendukung penelitian di perguruan tinggi. Pemerintah perlu menerapkan upaya sistematis untuk menjembatani perguruan tinggi dan industri. (A13)

Sumber: Kompas, 20 Juni 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB