Riset Inovasi; Perguruan Tinggi Belum Bisa Penuhi Harapan

- Editor

Minggu, 15 Juni 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Riset yang dilakukan perguruan tinggi belum mampu menjawab kebutuhan dunia industri. Kebijakan pendidikan di Indonesia pun belum mampu mendorong mahasiswa untuk mempelajari bidang sains dan teknologi.

Hal tersebut terungkap dalam seminar ”Visi Pendidikan 2014- 2019: Peta Persoalan dan Tantangan ke Depan”, di Jakarta, Kamis (12/6). Pembicara Djoko Wintoro (Ketua STIE Prasetiya Mulya Jakarta), Handry Santriago (Chief Executive Officer General Electric Indonesia), Rachmat Gobel (Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia), dan Susiana Iskandar (Bank Dunia Indonesia).

Susiana Iskandar mengatakan, tenaga ahli di Indonesia masih belum sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan perusahaan. Kondisi ini menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produktivitas perusahaan manufaktur ataupun jasa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Berdasarkan data Bank Dunia 2011, seperempat pekerja pemula di Indonesia masih melaksanakan pekerjaan yang tidak membutuhkan keahlian.

Menurut Susiana, salah satu cara mengatasi kesenjangan keahlian ini adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikan. Saat ini, prestasi siswa di bidang kemampuan matematika masih rendah jika melihat hasil Programme for International Student Assessment 2012. ”Belum ada siswa yang menempati kemampuan tertinggi jika dibandingkan dengan negara lain di ASEAN, seperti Malaysia,” ujar Susiana.

Djoko Wintoro mengatakan, Indonesia membutuhkan kolaborasi antara perguruan tinggi dan industri. Kolaborasi ini bisa dilakukan oleh 3.398 perguruan tinggi swasta dan 105 perguruan tinggi negeri. Syarat kelulusan mahasiswa jangan hanya selesai magang kerja, tetapi seharusnya juga melakukan riset yang aplikatif.

Djoko Santoso, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mengatakan, Indonesia sudah memiliki standar nasional perguruan tinggi. (A13)

Sumber: Kompas, 14 Juni 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Biometrik dan AI, Tubuh dalam Cengkeraman Algoritma
Habibie Award: Api Intelektual yang Menyala di Tengah Bangsa
Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap
Di Balik Lembar Jawaban: Ketika Psikotes Menentukan Jalan — Antara Harapan, Risiko, dan Tanggung Jawab
Tabel Periodik: Peta Rahasia Kehidupan
Kincir Angin: Dari Ladang Belanda Hingga Pesisir Nusantara
Surat Panjang dari Pinggir Tata Surya
Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 12 November 2025 - 20:57 WIB

Biometrik dan AI, Tubuh dalam Cengkeraman Algoritma

Sabtu, 1 November 2025 - 13:01 WIB

Habibie Award: Api Intelektual yang Menyala di Tengah Bangsa

Kamis, 16 Oktober 2025 - 10:46 WIB

Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap

Rabu, 1 Oktober 2025 - 19:43 WIB

Tabel Periodik: Peta Rahasia Kehidupan

Minggu, 27 Juli 2025 - 21:58 WIB

Kincir Angin: Dari Ladang Belanda Hingga Pesisir Nusantara

Berita Terbaru

Artikel

Biometrik dan AI, Tubuh dalam Cengkeraman Algoritma

Rabu, 12 Nov 2025 - 20:57 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tarian Terakhir Merpati Hutan

Sabtu, 18 Okt 2025 - 13:23 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Hutan yang Menolak Mati

Sabtu, 18 Okt 2025 - 12:10 WIB

etika

Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap

Kamis, 16 Okt 2025 - 10:46 WIB