Riset Mangrove; Alat Pengukur Sedimentasi Dipasang di Pulau Dua

- Editor

Senin, 15 Juni 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Alat pengukur sedimentasi dan stok karbon dipasang di hutan mangrove di Cagar Alam Pulau Dua, Serang, Banten, Sabtu (13/6). Alat itu untuk memantau bagaimana mangrove mengadaptasi kenaikan muka laut sepanjang waktu.

Riset dan pemasangan alat dilakukan Center for International Forestry Research (CIFOR) bekerja sama dengan Pusat Litbang Pesisir dan Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan, yang dilakukan untuk melengkapi data riset mangrove di Asia Tenggara. Pengecekan data dan alat di Pulau Dua, kawasan seluas 30 hektar itu, dilakukan setiap enam bulan. “Kami melibatkan warga sekitar dalam pemasangan ini,” kata peneliti utama CIFOR, Daniel Murdiyarso, di sela-sela pemasangan alat pengukur sedimentasi dan karbon, Sabtu.

Alat yang dipasang itu disebut rod surface elevation table-marker horizon (RSET-MH). Sejumlah batangan besi (rod) ditanamkan tegak lurus hingga 6 meter di sejumlah titik berlumpur. Batang-batang besi itu jadi penanda untuk mengukur perubahan elevasi muka laut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pemantauan rutin dilakukan kontinu selama lima tahun. Analisis data lapangan, kata Daniel, diharapkan akan membantu peneliti memahami lebih baik peran mangrove dalam adaptasi perubahan iklim.

9819149db27b4fe6b14f0ac6a90d0529Peneliti Center for International Forestry Research (Cifor) memasang alat pengukur sedimentasi di Cagar Alam Pulau Dua, Serang, Banten, Sabtu (13/6). Cifor juga memasang alat pengukur karbon di kawasan hutan mangrove. Pemasangan alat-alat itu untuk mengetahui bagaimana mangrove beradaptasi dengan kenaikan muka laut, sekaligus mengetahui peran mangrove beradaptasi dengan perubahan iklim. Pengecekan alat dan data akan dilakukan setiap enam bulan.–KOMPAS/DWI BAYU RADIUS

Daniel menambahkan, hutan mangrove menyerap karbon dioksida dari atmosfer secara efisien dan menyimpan di dalam pepohonan serta lapisan tanah organik tebal. Sayang, keberadaan hutan mangrove global terancam alih fungsi lahan, baik untuk perumahan, tambak udang, maupun industri. Padahal, perannya sebagai sabuk hijau jelas-jelas melindungi pesisir dari gelombang tinggi, intrusi air laut, hingga hantaman tsunami.

Sebelumnya terdapat beberapa kawasan konservasi yang dipilih untuk pemasangan alat itu. Cagar Alam Pulau Dua dipilih karena pembukaan lahan rawan di kawasan itu. Di sekitar Pulau Dua banyak terdapat tambak, industri, dan rumah penduduk.

Kepala Cagar Alam Pulau Dua Umar mengatakan, data karbon di Pulau Dua belum tersedia. Pemasangan alat diapresiasi positif untuk mengamati stok karbon. “Lalu, ada pemberdayaan warga lokal yang berasal dari Kelurahan Sawahluhur, Kecamatan Kasemen, Kota Serang,” katanya.

Karena itu, Umar menyambut baik pemasangan alat di Pulau Dua. Cagar alam itu menjadi habitat berbagai hewan, antara lain biawak, kepiting bakau, bangau, burung raja udang, ular kobra, ikan glodok, dan bandeng. Cagar alam tersebut terletak di Kota Serang. (BAY)
——————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 15 Juni 2015, di halaman 13 dengan judul “Alat Pengukur Sedimentasi Dipasang di Pulau Dua”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 4 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB