Religi, Sains, dan Seni Bertemu

- Editor

Kamis, 10 Maret 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gerhana Matahari Total 2016
Berbagai festival di sejumlah daerah di Indonesia merayakan gerhana matahari total, Rabu (9/3), mempertemukan aktivitas religi, sains, dan seni. Pemerintah daerah dan masyarakat berhasil memainkan peran masing-masing.

Di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu dini hari, puluhan ribu warga memadati Pantai Losari dan melaksanakan shalat Kusuf (gerhana), dilanjutkan zikir. Aspek religi dilanjutkan pengamatan bersama gerhana matahari sebagian. Layar lebar dipasang di anjungan Pantai Losari menayangkan citra teleskop Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang mengamati proses gerhana dari Gedung Balai Kota Makassar.

Makassar dilintasi gerhana matahari sebagian. Pada pukul 07.27 waktu Indonesia bagian tengah (Wita), piringan bulan mulai menutupi matahari. Pukul 08.35 menjadi momentum puncak gerhana sebagian hingga 88 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di Bundaran Besar, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, pertemuan aspek religi, sains, dan seni masyarakat Dayak juga berlangsung. Tengah malam sebelum gerhana matahari total (GMT), digelar ritual adat Balian masyarakat tradisional Dayak. Warga khusyuk mengikuti alunan doa dalam nyanyian ritual dengan bahasa Sangiang atau bahasa para dewa orang Dayak oleh para basir atau pemuka adat Kaharingan.

Pertunjukan tari kolosal Nantilang Dahiang Jangkaran Matanandau sehari menjelang GMT juga digelar di Palangkaraya, persisnya di Stadion Sanaman Mantikei.

Rangkaian peristiwa serupa yang mempertemukan religi, sains, dan seni juga berlangsung di daerah lain, baik di wilayah yang dilintasi GMT maupun gerhana matahari sebagian (GMS).

Di Bandung, Jawa Barat, setelah GMS, sejumlah seniman menggelar ruwatan Samagaha (ruwatan Batara Kala) di tengah pameran lukisan gerhana. ”Seni rupa digabung ruwatan dan musik tarawangsa ini untuk berbagi kebahagiaan merayakan gerhana matahari yang jarang,” kata perupa Tisna Sanjaya, dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung.

Warga Kepulauan Pagai, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, jelang GMT, juga menggelar shalat gerhana. Sebagian warga lain melanjutkan senam dan pengamatan proses GMT. Pagai daratan pertama yang mengalami GMT.

Di Yogyakarta, ribuan warga sejak dini hari berkumpul di Tugu Yogyakarta. Warga, Nanang Kristanto (28), memanfaatkan peristiwa langka itu untuk menyerahkan cincin pertunangan dan melamar Dian Paramita (24) menjadi pasangannya.

Di Solo, Jawa Tengah, di depan Pasar Gede, Komunitas Republik Aeng-Aeng memprakarsai pentas seni gejok lesung. ”Pentas seni gejok lesung ini wujud mensyukuri sinar matahari sekaligus menghormati Tuhan yang menciptakan matahari. Sinar matahari harus selalu disyukuri karena berperan penting dalam kehidupan masyarakat agraris,” kata Hari Genduk, pembina Komunitas Seni Gejok Lesung Sri Sadono.

Puncak GMT
Di Sigi, Sulawesi Tengah, Wakil Presiden Jusuf Kalla turut mengikuti shalat gerhana sebelum memantau peristiwa GMT di lapangan Kota Pulu, Kabupaten Sigi. Di tempat itu juga hadir ratusan peneliti dari mancanegara dan domestik. Astronot Andre Kuipers dari Badan Antariksa Eropa (ESA) yang pernah berada di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) ditemui Kalla, yang hadir bersama Nyonya Mufidah Jusuf Kalla dan para menteri. Saat GMT, tepuk tangan dan doa syukur kembali membahana.

Setelah menyaksikan proses GMT, Kalla menyampaikan, ”Oh indah sekali. Bagaimana kekuatan alam, bagaimana (kita) mengetahuinya, matahari yang (berjarak) 150 juta kilometerdan bagaimana bulan yang jaraknya lebih kurang 40 juta kilometer dapat diketahui posisi pas, betul-betul pas. Itu, kan, kebesaran Allah. Karena pengetahuan manusia, presisi, menitnya sudah diketahui, tahun dan di menit sekian terjadi di sini, dan itu benar. (ENG/IDO/DKA/CHE/SON/PRA/HRS/ZAK/RWN/NIN)
—————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 10 Maret 2016, di halaman 15 dengan judul “Religi, Sains, dan Seni Bertemu”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB