Publikasi Riset Tentukan Mutu

- Editor

Rabu, 11 April 2018 - 09:04 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Keberadaan dosen berkualifikasi magister dan doktor tak serta-merta mendongkrak mutu pendidikan tinggi. Selama tidak ada penelitian dan publikasinya, mutu perguruan tinggi sulit diukur.

Tradisi penelitian dan berpikir riset harus terus ditanamkan dan dikembangkan agar pendidikan tinggi Indonesia bisa berstandar internasional.

”Mutu perguruan tinggi hanya bisa dipacu jika dosen yang sudah bergelar doktor mumpuni keilmuannya dan diiringi kegiatan penelitian,” kata Direktur Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Syamsul Rizal ketika dihubungi dari Jakarta, Selasa (10/4/2018).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Adapun mengenai kualifikasi magister, menurut Syamsul, sebaiknya diupayakan menempuh pendidikan doktoral dulu sesuai bidang ilmu yang diampu. Setelah itu barulah kemudian layak diangkat menjadi dosen tetap di perguruan tinggi (PT).

Syamsul mengutarakan, PT boleh mengangkat lulusan magister menjadi dosen honorer. Namun, selama lulusan magister tersebut menjadi dosen honorer, kinerja dan kepribadiannya juga dipantau untuk memastikan ia layak menjadi dosen.

Secara terpisah, Direktur Pendidikan Tinggi, Iptek, dan Kebudayaan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Amich Alhumami di Jakarta menjelaskan, kemampuan dosen untuk meneliti akan menghasilkan makalah-makalah bermutu yang dijadikan rujukan di bidang tersebut oleh peneliti lain di seluruh dunia. Ukuran makalah yang baik ialah apabila terbit di jurnal-jurnal ilmiah terindeks Scopus.
Penerbitan jurnal tersebut dengan sendirinya berkorelasi terhadap mutu dan peringkat perguruan tinggi bersangkutan.

Berdasarkan data Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 2018, terdapat sepuluh PTN yang makalahnya diterbitkan di Scopus. Institut Teknologi Bandung (ITB) memiliki jumlah terbanyak, yaitu 8.958 makalah. Dari segi makalah yang dikutip akademisi dalam tataran global, Universitas Gadjah Mada (UGM) tercatat paling banyak dengan jumlah 247.228 sitasi.

Adapun perguruan tinggi Indonesia yang masuk 500 besar dunia versi QS dan Times baru ada empat, yakni UGM, ITB, UI, dan IPB.

Pembuktian
Selain menaikkan gengsi di taraf internasional, masuknya Indonesia ke dalam sistem ranking tersebut juga membuktikan mutu pendidikan tinggi Indonesia pada masyarakat dunia.

Apabila dicermati lebih dalam, rata-rata PT negeri memiliki 64 persen dosen yang berkualifikasi magister. Sementara rata-rata provinsi memiliki dosen PTN bergelar doktor sebesar 23 persen. Provinsi dengan jumlah dosen PTN bergelar doktor terbanyak adalah Sulawesi Tengah dengan angka 45,7 persen.

PT swasta di setiap provinsi umumnya hanya memiliki 4 persen dosen yang sudah bergelar doktor. Sebanyak 60 persen dosen bergelar magister. Sisanya hanya memiliki gelar sarjana.

”Namun, tetap harus dipandang secara kritis apakah gelar-gelar tersebut diperoleh dari perguruan tinggi yang bermutu ataupun bereputasi baik di dalam dan di luar negeri,” kata Amich.

Selain itu, juga harus dicermati reputasi dosen tersebut dalam dunia akademik dan sumbangsihnya dalam membuat makalah ilmiah.

Menurut dia, investasi di sumber daya manusia perkuliahan merupakan hal pertama yang harus dilakukan dan diikuti dengan pembangunan sarana fisik dan jejaring berskala global. Dosen tak hanya wajib menguasai ilmu pengetahuan secara teknis, tetapi juga mengembangkan penelitian dan inovasi. Hal ini sudah terpatri dalam tridarma perguruan tinggi, yakni mendidik, melakukan penelitian, dan melakukan pelayanan kepada masyarakat.

Menurut Amich, dengan adanya investasi pemerintah di pendidikan tinggi, pusat-pusat penelitian akan berkembang. Orang-orang Indonesia yang lulus magister dan doktor dari perguruan tinggi di luar negeri pun akan tertarik pulang dan mengembangkan budaya meneliti.

Peraturan Menristek dan Dikti Nomor 20 Tahun 2017 tentang Pemberian Tunjangan Profesi Dosen dan Tunjangan Kehormatan Profesor menegaskan bahwa melakukan penelitian dan diterbitkan di jurnal bereputasi baik kini merupakan kewajiban.

Secara terpisah, Dirjen Sumber Daya Iptek dan Dikti Kemristek dan Dikti Ali Ghufron Mukti mengakui mutu dosen di perguruan tinggi tidak seragam.
Menurut dia, Peraturan Menristek dan Dikti No 44/2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi yang mewajibkan kualifikasi dosen minimal bergelar magister tak sekadar mengangkat seorang individu yang lulus kuliah S-2. Linearitas ilmu, pengalaman selama proses pembelajaran, kompetensi memberi perkuliahan, dan jumlah publikasi ilmiah juga jadi pertimbangan.

Saat ini tercatat 249.255 dosen di PTN/PTS. Jika ditambahkan dengan dosen perguruan tinggi kedinasan dan keagamaan, jumlahnya jadi 286.848 orang. (DNE)

Sumber: Kompas, 11 April 2018

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan
UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum
3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum
Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023
Tiga Ilmuwan Penemu Quantum Dots Raih Nobel Kimia 2023
Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023
Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Senin, 13 November 2023 - 13:46 WIB

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 November 2023 - 13:42 WIB

3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum

Senin, 13 November 2023 - 13:37 WIB

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 November 2023 - 05:01 WIB

Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:52 WIB

Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:42 WIB

Teliti Dinamika Elektron, Trio Ilmuwan Menang Hadiah Nobel Fisika

Berita Terbaru

Berita

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 Nov 2023 - 13:46 WIB

Berita

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 Nov 2023 - 13:37 WIB