Penerapan hasil riset di bidang transportasi publik berbahan bakar listrik masih lemah. Dalam rangkaian peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional 2012, Kementerian Riset dan Teknologi memperkenalkan prototipe riset bus listrik dengan kapasitas 15 orang yang dikerjakan Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
”Bus listrik untuk angkutan publik sangat cocok diterapkan di jalur yang sudah tetap, seperti di Jakarta pada jalur bus transjakarta,” kata Kepala Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronika (Telimek) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Adi Santosa, Senin (25/6), ketika dihubungi di Bandung.
LIPI mempersiapkan prototipe riset bus listrik sejak 2011. Menurut Adi, sekali pengisian listrik dengan kapasitas baterai sampai 500 ampere dapat digunakan untuk jarak tempuh 120-150 kilometer.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
”Kecepatan maksimum bus listrik ini mencapai 100 kilometer per jam,” kata Adi.
Untuk menghasilkan prototipe riset bus listrik itu diperlukan dana Rp 1,8 miliar. Kapasitas prototipe riset bus listrik masih perlu ditingkatkan jika ingin digunakan sebagai angkutan massal. Jika hasil riset sarana transportasi publik ini ingin diterapkan, masih diperlukan pembuatan prototipe produksi.
Kepala Biro Kerja Sama dan Pemasyarakatan Iptek LIPI Bogie Soedjatmiko Eko Tjahjono mengatakan, penerapannya sangat bergantung pada kemauan politik pemerintah.
Selama ini, LIPI menghasilkan berbagai jenis mobil listrik ataupun hibrid (campuran) dengan bahan bakar minyak. Dunia industri belum ada yang berhasil mengembangkan ke arah produksi massal. (NAW)
Sumber: Kompas, 26 Juni 2012