Prodi Selaras Kebutuhan

- Editor

Kamis, 22 Januari 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Terlalu Banyak Program Studi Tertentu Picu Pengangguran
Pertumbuhan program studi idealnya selaras dengan kebutuhan pasar kerja dan pembangunan, tidak hanya mengikuti fenomena tren tertentu. Jika program studi tertentu terlalu berlebihan jumlahnya, dikhawatirkan jumlah lulusan tidak seimbang dengan kebutuhan, lalu memicu pengangguran terdidik di Indonesia.


Kepala Subdirektorat Pendidikan Tinggi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Amich Alhumami mengatakan, pengembangan program studi (prodi) di Indonesia mengacu tren pasar tertentu. Prodi kerap dibuka tanpa kajian kebutuhan pengguna lulusan, seperti dunia usaha (industri) dan kebutuhan pembangunan.

Tidak heran jika laporan Bank Dunia menyebutkan terjadi ketaksambungan antara lulusan perguruan tinggi dan kebutuhan pengguna. ”Pembukaan dan penutupan program studi sebenarnya hal biasa. Tetapi, sering pembukaan program studi tak dengan dasar survei kebutuhan, tetapi sekadar mengikuti fenomena sehingga asal-asalan,” ujar Amich, Selasa (20/1). Penyelenggaraan prodi pun jadi tak sesuai standar sehingga lulusannya tidak memenuhi standar dan hanya menciptakan pengangguran terdidik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pertanian dan maritim
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 oleh Bappenas, peningkatan mutu perguruan tinggi menjadi hal serius. Sehubungan dengan upaya peningkatan relevansi dan daya saing pendidikan tinggi, strategi terkait prodi adalah pengembangan jurusan-jurusan inovatif sesuai kebutuhan pembangunan dan industri.

Amich mengatakan, pengembangan jurusan-jurusan tersebut disertai peningkatan kompetensi lulusan berdasarkan bidang ilmu dan kebutuhan pasar kerja. Peningkatan kompetensi itu terutama dalam bidang pertanian, maritim, pariwisata, industri manufaktur, dan ekonomi kreatif.

Kebanyakan noneksakta
Amich menambahkan, penilaian usulan pembukaan prodi baru di perguruan tinggi negeri dan swasta harus lebih selektif. Perlu diseimbangkan pembukaan prodi untuk disiplin ilmu-ilmu sosial, humaniora, sains, keteknikan, dan kedokteran. Pemerintah juga harus melindungi program-program studi yang mengembangkan disiplin ilmu langka peminat, seperti Sastra Jawa, Arkeologi, Filologi, Filsafat, dan Tafsir Hadis.

Direktur Kelembagaan dan Kerja Sama Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Hermawan Kresno Dipojono mengakui, jika usulan prodi lebih banyak noneksakta, terutama yang sedang diminati masyarakat. Namun, kini, pembukaan prodi kini diutamakan untuk program vokasi ataupun yang mendukung kebijakan pembangunan, seperti di bidang sains, teknik, dan pertanian.

Dari seleksi masuk perguruan tinggi negeri beberapa tahun terakhir, prodi favorit mahasiswa hampir selalu sama. Pada Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri 2014, ada prodi dengan peminat terbanyak, yaitu Manajemen, Akuntansi, Teknik Informatika/Ilmu Komputer/Teknologi Informasi/Sistem Informasi, Pendidikan Guru SD, Hukum, Pendidikan Dokter, Psikologi, Ilmu Komunikasi, Farmasi, dan Ilmu Kesehatan Masyarakat. (ELN)

Sumber: Kompas, 22 Januari 2015

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 7 Februari 2024 - 13:56 WIB

Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB