Pratikno: UGM Minta Senat Akademik Telaah Kasus ‘Penjiplakan’ Anggito

- Editor

Senin, 17 Februari 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) belum bisa mengabulkan permintaan mundur staf pengajar Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB), Dr Anggito Abimanyu. Sebab Senat Akademik (SA) UGM yang harus menelaah dan mengkaji kasus dugaan adanya plagiat yang dilakukan Anggito.

“Ini sebuah permohonaan yang sangat berat bagi UGM,” ungkap Rektor UGM, Prof Dr Pratikno di UC Resto kompleks Bulaksumur, Yogyakarta, Senin (17/2/2014).

Menurut dia, UGM akan mengikuti prosedur yang berlaku di UGM yakni sesuai ketentuan Senat Akademik (SA) UGM. UGM tetap berkomitmen terhadap kejujuran dan budaya akademik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“UGM harus melakukan telaah. Permintaan Anggito Abimanyu akan ditindaklanjuti dengan mengajukan surat resmi kepada Senat Akademik, untuk menganalisa pengakuan yang bersangkutan,” kata Pratikno didampingi Dekan FEB UGM, Prof Dr Wihana Kirana Jaya.

Prosedurnya adalah lanjut dia, Senat Akademik (SA) akan meminta Komisi Etik untuk menelaah. Setelah selesai Komisi Etik kemudian akan menyampaikan lagi kepada SA.

“Kita setelah ini akan mengirim surat ke SA dan SA akan menugaskan komisi etik,” katanya.

151530_anggitoMenurutnya ada proses yang harus dilalui SA. Hasil telaah komisi etik juga akan diklarifikasi terhadap Anggito. Setelah itu SA akan mengajukan ke Rektor UGM untuk ditindaklanjuti.

“Kita butuh waktu untuk proses ini. Kita sangat terpukul terhadap kejadian ini. Namun kita tidak bisa melakukan judgement tanpa telaah lebih dulu,” katanya.

Pratikno menambahkan SA UGM melakukan sidang pleno sebulan sekali. Untuk memutuskan kasus ini sedikitnya membutuhkan tiga kali sidang pleno. Namun SA bisa melakukan sidang pleno khusus tanpa permintaan. Dengan tiga kali sidang pleno khusus, tidak butuh waktu tiga bulan.

Dia menilai Anggito adalah aset luar biasa bagi UGM. Namun aset yang utama bagi UGM adalah kejujuran akademik.’

“Keputusan ini belum final, namun ini adalah masalah yang urgen dan sensitif sehingga perlu kehati-hatian. Jangan berspekulasi sampai ada keputusan final nanti,” tutur Pratikno.

Anggito sebelumnya menyatakan mundur sebagai staf pengajar di UGM. Dia tak ingin mencoreng nama UGM dalam hal nilai-nilai kejujuran, integritas dan tanggung jawab akademik. Langkah ini diambil Dirjen Urusan Haji Kemenag tersebut seiring dengan merebaknya kabar plagiarisme dalam tulisan opini Kompas yan dimuat 10 Februari 2014 lalu.

Di media sosial ramai diperbincangkan kesamaaan tulisan Anggito dengan opini serupa yang tayang lebih dulu milik Hotbonar Sinagayang dimuat 21 Juli 2006. Sebagian besar kalimat dalam paragraf nyaris sama.
Bagus Kurniawan – detikNews

Sumber: detik.com, Senin, 17/02/2014 15:13 WIB

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Berita ini 13 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB

Artikel

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:54 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tamu dalam Dirimu

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:09 WIB

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB