Pesawat Roket Baru EADS, Tempuh Paris-Tokyo dalam 2,5 Jam

- Editor

Senin, 20 Juni 2011

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menempuh perjalanan jauh dari Prancis menuju Jepang dalam waktu kurang dari tiga jam mungkin bukan lagi hal yang mustahil pada 2050. Dengan pesawat roket ZEHST (Zero Emission High Speed Transport) perjalanan dari Paris menuju Tokyo diperkirakan hanya memakan waktu 2,5 jam.

Pesawat supercepat itu diluncurkan grup kedirgantaraan raksasa Eropa, EADS, di bandara Le Bourget, kemarin, sehari menjelang Pameran Kedirgantaraan Internasional Paris yang mulai digelar hari ini.
Proyek kerja sama antara EADS dan Jepang itu akan ambil bagian dalam pameran tersebut.

Pesawat model ZEHST dibuat dengan panjang empat meter dan bisa disaksikan khalayak di pameran itu pada Jumat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

”Ini bukan Concorde tapi tampak seperti Concorde, menunjukkan bahwa aerodinamis tahun 1960-an sangat cerdas,” kata Jean Botti, direktur teknis EADS. ”Dalam bayangan saya, pesawat masa depan adalah yang seperti ZEHST.”

Pesawat berkadar emisi rendah itu direncanakan bisa membawa sekitar 50 hingga 100 penumpang. Sebelum beralih ke mesin roket, pesawat tinggal landas menggunakan mesin biasa dengan bahan bakar bioenergi rumput laut.
Adapun mesin roket akan digerakkan menggunakan hidrogen dan oksigen yang hanya mengeluarkan polusi uap air. Berbeda dari pesawat jet saat ini yang hanya bisa melesat hingga ketinggian 10.000 meter, ZEHST dirancang untuk bisa terbang hingga ketinggian 32 kilometer dengan kecepatan empat kali kecepatan suara.

”Anda tidak mencemari lingkungan dan bisa berada di stratosfer,” ujar Botti.
Untuk mendarat, pilot hanya perlu mematikan mesin roket dan meluncur ke Bumi sebelum kemudian mengaktifkan kembali mesin biasa. EADS berharap, prototipe pesawat itu telah selesai pada 2020 dan bisa mulai dioperasikan sekitar tahun 2050.

Proyek ZEHST diluncurkan ketika sejumlah perusahaan seperti Virgin Galactic sedang berencana meluncurkan program penerbangan luar angkasa komersial. Namun tidak seperti para konsumen Virgin Galactic, menurut EADS para penumpang ZEHST tidak perlu mendapatkan latihan sebelum terbang. Hal itu lantaran ZEHST memiliki akselerasi maksimum 1,2G.

”Akselerasinya sangat rendah sehingga tidak diperlukan perlengkapan atau latihan khusus bagi para penumpangnya,’’ kata Botti. ”Tidak ada (teknologi) baru pada ZEHST, semua yang digunakan telah ada.” (rtr,afp-mn-66)

Sumber: Suara Merdeka, 20 Juni 2011

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia
Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama
Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an
AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah
Ancaman AI untuk Peradaban Manusia
Tingkatkan Produktivitas dengan Kecerdasan Artifisial
Menilik Pengaruh Teknologi Kecerdasan Buatan dalam Pendidikan
Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Berita ini 8 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 16 Februari 2025 - 09:06 WIB

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:57 WIB

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:52 WIB

Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:48 WIB

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:44 WIB

Ancaman AI untuk Peradaban Manusia

Berita Terbaru

Berita

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:57 WIB

Berita

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:48 WIB

Berita

Ancaman AI untuk Peradaban Manusia

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:44 WIB