Produsen Minyak Sawit Siap Memasok
PT Pertamina (Persero) siap mendukung kebijakan pemerintah yang mewajibkan pencampuran 15 persen biodiesel ke dalam bahan bakar solar. Kesiapan itu berupa ketersediaan fasilitas terminal pencampuran biodiesel ke solar.
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, sebagian besar terminal bahan bakar minyak (BBM) milik Pertamina sudah ada fasilitas pencampuran (blending) solar dengan biodiesel. Dari 118 terminal BBM milik Pertamina, 102 terminal sudah memiliki fasilitas pencampuran.
“Pertamina siap mendukung kebijakan B15 (pencampuran biodiesel 15 persen ke solar). Terminal BBM kami sudah ada fasilitas blending,” kata Wianda di Jakarta, Selasa (17/3). Selain kemampuan fasilitas pencampuran, kepastian pasokan biodiesel diperlukan agar program B15 berjalan baik. Pertamina akan menerima pasokan biodiesel dari produsen minyak sawit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengatakan, pihaknya akan menerbitkan kebijakan berupa peraturan menteri mengenai kewajiban pencampuran biodiesel sebesar 15 persen ke dalam solar. Artinya, dalam setiap 1 liter solar harus mengandung biodiesel 15 persen. Peraturan itu dalam waktu dekat segera diterbitkan.
Pemerintah mengeluarkan kebijakan B15 untuk mengurangi impor BBM dan menghemat devisa. Jumlah devisa negara yang bisa dihemat sekitar 1,3 miliar dollar AS (Kompas, 17/3).
Pengamat energi dari Universitas Trisakti, Jakarta, Pri Agung Rakhmanto, mendukung kebijakan B15. Selain dapat menghemat devisa, kebijakan itu dinilai sebagai bentuk dukungan pengembangan energi baru terbarukan. Ia juga setuju pemberian subsidi harga untuk bahan bakar nabati (BBN). Di banyak negara, pengembangan energi baru terbarukan diberikan subsidi.
Jepang Serius
Dari Tokyo, dilaporkan, Jepang menjadi negara potensial berinvestasi di Indonesia.
“Saya sangat kaget karena ternyata minat pengusaha Jepang sangat besar dan mau ikut dalam pembangunan infrastruktur listrik atau menambah investasi. Semua menganggap Indonesia adalah negara terbaik di ASEAN untuk investasi. Semuanya ingin serius dan segera membangun. Saya kira yang ingin bangun listrik lebih dari 30.000 megawatt. Itu Jepang saja,” ujar Wakil Presiden Jusuf Kalla, Senin malam, di Tokyo. (APO/SON)
——————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 18 Maret 2015, di halaman 19 dengan judul “Pertamina Dukung Biodiesel”.