Perlu Pola Baru Pengelolaan Gambut

- Editor

Jumat, 26 Desember 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kebakaran lahan dan pencemaran asap di lahan gambut yang setiap tahun terjadi di Indonesia bisa dicegah dengan menerapkan pola pengelolaan ekosistem lahan gambut terpadu. Pengelolaan itu meliputi pemantauan cuaca, penerapan sistem ekohidro, dan pengolahan semak belukar.


Hal itu terungkap dalam diskusi Penerapan Teknologi dalam Pengelolaan Gambut Lestari, Selasa (23/12), di Jakarta. Pembicara dalam acara itu di antaranya pakar georadar Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Agus Kristijono, Sekretaris Jenderal Himpunan Ilmu Tanah Indonesia Suwardi, serta Ketua Program Studi Pascasarjana Manajemen Ekowisata dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor Ricky Avenzora.

Agus menjelaskan, untuk mencegah kebakaran di lahan gambut, perlu pemasangan alat pemantau kondisi cuaca meliputi curah hujan, suhu, kelembaban, dan kecepatan angin. ”Data pemantauan itu untuk mengetahui peringkat bahaya kebakaran meliputi tingkat aman, sedang, rawan, hingga ekstrem,” ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Peringkat atau indeks itu ditetapkan pada Sistem Pemeringkat Bahaya Kebakaran yang dimodifikasi dari Kanada. Berdasarkan hasil pemantauan itu, dikeluarkan peringatan dini kekeringan. Dalam kondisi aman, bisa dilakukan pengolahan semak belukar yang jadi sumber meluasnya kebakaran lahan dan pencemaran asap.

Agar kebakaran tak meluas, semak tidak ditimbun dan dibakar di permukaan tanah hingga jadi abu, tetapi ditumpuk dalam lubang lalu ditutup dan diolah hingga jadi arang. Itu menahan karbon teremisi ke udara dan bisa untuk menyuburkan tanah.

Ekohidro
Selain itu, pengelolaan lahan gambut terpadu dengan mengatur tata air, antara lain menerapkan sistem kanal. Menurut Agus, BPPT bekerja sama dengan Universitas Riau membuat rencana induk tata air lahan gambut antara lain di Bengkalis. Dalam rencana induk itu, tata kelola lahan gambut meliputi kawasan hutan alam yang perlu dikonservasi, hutan tanaman industri yang dikelola perusahaan, dan hutan milik masyarakat.

Menurut Suwardi, rekayasa teknologi tata kelola air bisa mempertahankan fungsi lahan gambut sebagai penyimpan karbon dan menjaga plasma nutfah. Ekohidro bisa diterapkan pada lahan warga dan perkebunan skala besar seperti sawit dan hutan tanaman industri. (YUN)

Sumber: Kompas, 26 Desember 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 7 Februari 2024 - 13:56 WIB

Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB