Perguruan Tinggi Harus Memberdayakan Masyarakat

- Editor

Senin, 19 Agustus 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kualitas saja tidak cukup, perguruan tinggi juga harus memberdayakan masyarakat. Pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat tak bisa dipisahkan.

Kemampuan perguruan tinggi memberdayakan masyarakat pada skala lokal hingga nasional, bahkan internasional harus dimasukkan dalam penilaian mutu pendidikan tinggi. Tridharma perguruan tinggi adalah keunikan di Indonesia yang perlu untuk terus ditingkatkan.

KOMPAS/LARASWATI ARIADNE ANWAR–Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir (berdiri di kiri) memberi penghargaan Klasterisasi I kepada para pemimpin sebelas perguruan tinggi negeri berbadan hukum di acara pengumuman Klasterisasi Perguruan Tinggi 2019 di Jakarta, Jumat (16/8/2019).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Tridharma mencakup pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Agar PT (perguruan tinggi) bisa mencapai kelas dunia, ketiganya wajib dimantapkan karena saling terkait,” kata Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir ketika mengumumkan Klasterisasi PT Indonesia 2019 di Jakarta, Jumat (16/8/2019).

Penilaian klaster ini mencakup jumlah dosen bergelar doktor, rasio dosen dengan mahasiswa, jumlah dosen dan peneliti asing, akreditasi, kerja sama antar PT, laporan keuangan, kinerja riset, sitasi per dosen, jumlah paten, dan kinerja pengabdian masyarakat.

Dari variabel-variabel ini untuk klaster I tetap diduduki sebelas PT negeri berbadan hukum dengan Institut Teknologi Bandung pada rangking pertama, diikuti Universitas Gadjah Mada dan IPB University. Klaster II berisi 70 PT yang di dalamnya termasuk PT swasta Universitas Telkom, Universitas Islam Indonesia, dan Universitas Binus.

Untuk PT vokasi belum ada klaster I karena kategori ini hanya untuk PTN berbadan hukum. Sepuluh politeknik terbaik masih ada pada klaster II. Peringkat pertama adalah Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), disusul Politeknik Negeri Bandung dan Politeknik Negeri Malang.

Nasir menjabarkan, PT diwajibkan memiliki rencana jangka pendek, menengah, dan panjang terkait komersialisasi hasil riset dan paten. Kerja sama dengan berbagai lembaga riset dan dunia industri bertaraf lokal hingga internasional menjadi keniscayaan.

“Adanya klasterisasi memudahkan pemerintah memetakan kinerja PT sehingga bisa memberi intervensi berupa kebijakan atau pun bantuan yang tepat guna,” tuturnya.

Saat ini, kata Nasir, Indonesia memiliki 2.267 paten, mengalahkan Singapura yang jumlah patennya 2.205. Paten ini tidak boleh dibiarkan hanya menjadi dokumentasi PT. Jaringan kerja sama dengan dunia usaha harus dibangun. Bahkan, PT juga diminta mengembangkan inkubator bisnis untuk mengelola usaha sendiri.

“Melalui inkubator layanan pengembangan perusahaan pemula berbasis teknologi (PPBT/start-up) juga bisa diintensifkan. Dari tahun 2014-2019 Indonesia menghasilkan 1.300 PPBT,” kata Nasir.

KOMPAS/LARASWATI ARIADNE ANWAR–Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengumumkan Klasterisasi Perguruan Tinggi 2019 di Jakarta, Jumat (16/8/2019).

Menguatkan pernyataan Nasir, Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti Ali Ghufron Mukti menekankan bahwa Tridharma PT tidak bisa dipecah. Kewajiban dosen adalah memberi kuliah, meneliti, dan melakukan pengabdian masyarakat. Dikotomi PT riset (research university) dan PT pengajaran (teaching university) tidak relevan.

Promosi prodi
Rektor IPB University Arif Satria mengusulkan, selain klasterisasi PT, juga diperlukan pemeringkatan program studi. Alasannya karena siswa SMA sederajat sekarang mencari kuliah bukan berbasis nama PT, tetapi mutu prodi.

“Tidak bisa dipungkiri ada PT yang namanya mungkin kurang populer, tapi pada prodi tertentu mereka terbaik se-Indonesia, bahkan regional Asia. Pemeringkatan semestinya harus mengikuti kebutuhan informasi masyarakat,” ujarnya.

Ia juga berpendapat agar pemeringkatan juga membahas pengabdian terhadap masyarakat secara lebih mendalam. Pasalnya, tidak semua PT membidik penerapan risetnya kepada industri berskala nasional. Ada PT yang fokus memberdayakan komunitas lokal. Skala ini tidak berarti riset yang dilakukan tidak bermutu.

IPB University misalnya, fokus memberdayakan komunitas petani dan peternak mulai dari merencanakan pembibitan, teknis bercocok tanam, pengolahan produk, dan pemasaran. “Penjualan dilakukan melalui gerai Serambi Botani di 15 pusat perbelanjaan. Skalanya memang belum nasional, tapi manfaatnya banyak bagi petani di Jawa Barat,” ucap Arif.

Direktur PENS Zainal Arif mengungkapkan, kesuksesan mahasiswa tidak hanya bisa dilihat dari keterserapan mereka ke industri dalam enam bulan pasca wisuda. Sektor informal seperti kewirausahaan berbasis wiraswasta maupun sosial juga perlu dipertimbangkan karena efeknya terasa di masyarakat.–LARASWATI ARIADNE ANWAR

Editor YOVITA ARIKA

Sumber: Kompas, 19 Agustus 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB