Perburuan Liar Ancam Landak Sumatera

- Editor

Senin, 29 Desember 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Enam belas landak sumatera (Hystrix sumatrae) disita polisi dari sejumlah kandang milik dua pedagang pengepul satwa liar di Kabupaten Tebo, Jambi. Perburuan liar landak marak dua tahun terakhir untuk diambil batu geliga dalam tubuhnya yang bernilai jual tinggi.


”Satwa dititipkan ke lembaga kami,” kata Alber Tetanus, Koordinator Unit Mitigasi Konflik Frankfurt Zoological Society, di Kabupaten Tebo, Minggu (28/12). Lembaga itu mengurus konservasi satwa.

Sebelumnya, Kepala Kepolisian Resor Tebo Ajun Komisaris Besar Satriya mengatakan, pihaknya masih menelusuri jalur perdagangan landak tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Berdasarkan informasi, penangkapan dua pengepul satwa itu berlangsung Senin (22/12) malam. Polisi memperoleh informasi mengenai banyaknya landak yang ditampung di dua lokasi. Saat mengecek ke salah satu lokasi, polisi mendapati 12 landak di dalam sebuah kandang berukuran 2 x 1 x 1 meter di gudang belakang rumah milik Suwarno (45), petani Dusun Mekarsari, Kecamatan Rimbo Bujang, Tebo. Ia mengaku tak bekerja sendiri.

p10307921Dari sanalah ditelusuri ada pedagang pengepul yang usahanya diduga lebih besar bernama An (36). Saat dimintai surat izin penangkaran satwa, Suwarno dan An tidak dapat menunjukkan.

Menurut Satriya, kedua warga itu langsung ditahan. Polisi juga menyelamatkan semua landak serta menyita perangkap dan kandang sebagai barang bukti.

Landak sumatera masuk ke dalam jenis satwa yang dilindungi sehingga perdagangannya dilarang. Kenyataannya, perdagangan landak tumbuh pesat sejak dua tahun terakhir.

Harga 1 gram batu geliga dalam tubuh landak berkisar Rp 500.000 hingga Rp 1 juta. Berat sebuah batu geliga beragam, mulai dari 50 gram hingga 200 gram, dengan kualitas yang juga berbeda. Geliga landak dipercaya dapat menyembuhkan sejumlah jenis penyakit, seperti kanker, tumor, dan penyakit hati. (ITA)

Sumber: Kompas, 29 Desember 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Berita ini 7 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Berita Terbaru

Artikel

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Senin, 7 Jul 2025 - 08:07 WIB

Fiksi Ilmiah

Bersilang Nama di Delhi

Minggu, 6 Jul 2025 - 14:15 WIB

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB