Salah satu temuan artefak pada situs Mataram Kuno di Temanggung, Jawa Tengah, berupa biji kopi yang terbakar. Peran teknologi dibutuhkan untuk mengungkap penanggalan sejarah peradaban terkait komoditas kopi ini.
“Pengetahuan sejarah peradaban yang lengkap sangat dibutuhkan masyarakat. Bantuan teknologi untuk mengungkap berbagai artefak pada masa lalu sangat diperlukan,” kata arkeolog Hasan Djafar (75) dari Universitas Indonesia, Minggu (27/3), di Jakarta.
Salah satu situs Mataram Kuno yang ditemukan dan diteliti sejak sekitar 2007 hingga sekarang berada di Dusun Liyangan, dekat lokasi wisata Umbul Jumprit di Temanggung. Masyarakat di sekitar situs bersejarah Mataram Kuno mengaitkan berbagai hal, termasuk kemungkinan pada masa Kerajaan Mataram Kuno antara abad ke-6 dan ke-9 Masehi itu kopi sudah dibudidayakan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Masyarakat setempat diharapkan bergairah kembali memproduksi kopi asli Temanggung. Selama ini Temanggung dikenal dengan hasil budidaya tembakau.
Menurut Djafar, sejarah peradaban Mataram Kuno di Temanggung juga menunjukkan kemakmuran, di antaranya terlihat dari kemampuan mengembangkan seni berwujud candi. Contohnya, Candi Pringapus, yang terletak di Desa Pringapus, Kecamatan Ngadirejo, tidak jauh dari situs Liyangan.
Candi Pringapus diperkirakan dibangun pada 850 Masehi sebagai candi Hindu Syiwa. Kompas mengikuti ritual prosesi ruwatan untuk menggairahkan produk kopi di Candi Pringapus pada 19 Maret 2016. Bangunan candi itu kini masih kokoh tegak berdiri, tetapi pada bagian atas candi itu sudah tidak ada lagi.
Warga setempat, Marsudi, mengatakan, peradaban Mataram Kuno memiliki lokasi di antara lereng Gunung Sumbing dan Sindoro tentu dengan pertimbangan kuat. Bisa jadi karena wilayah menghasilkan komoditas penting, seperti kopi.
“Setidaknya pemahaman searah ini dapat menumbuhkan kembali gairah memproduksi komoditas pada primadona, di antaranya kopi,” kata Marsudi, yang kini merintis pengolahan kopi asli Temanggung. (NAW)
—————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 28 Maret 2016, di halaman 12 dengan judul “Peran Teknologi Diperlukan untuk Ungkap Peradaban”.