Penyelamatan Hiu; Tanpa Intervensi, Hiu Berpotensi Kelaparan

- Editor

Senin, 9 Februari 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sepekan terakhir, fauna dilindungi, ikan hiu paus, terjebak di kanal Pembangkit Listrik Tenaga Uap Paiton di Probolinggo, Jawa Timur. Rabu mendatang, para pengambil keputusan baru akan menggelar rapat teknis guna memutuskan solusi penyelamatan.


”Setiap hari, kajian di Teluk Cenderawasih (Nabire Papua), satu hiu paus dewasa mengonsumsi setidaknya 50 kilogram ikan kecil. Harus makan terus karena terus bergerak,” kata Fahmi, pakar hiu dan mamalia laut dari Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Sabtu (7/2), di Jakarta.

Sabtu pagi, Fahmi diminta Badan Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar (Unit Pelaksana Teknis Kementerian Kelautan dan Perikanan) untuk memberi asistensi rencana penyelamatan hiu paus yang terjebak di PLTU Paiton.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Fahmi mengatakan, pihaknya belum pernah melihat langsung kondisi kanal PLTU Paiton ataupun hiu paus. Namun, ia menduga ikan hiu tutul itu terjebak di kanal Paiton karena mengikuti mangsa. Analisis para pihak, air di sekitar PLTU hangat sehingga menarik keberadaan plankton dan ikan mangsa hiu paus.

”Bisa juga karena hiu paus memiliki sensor elektro untuk mendeteksi keberadaan mangsa, (frekuensi gelombang elektromagnetik) dari PLTU mengganggu sensor hiu,” katanya. Kapasitas PLTU Paiton 2 x 400 MW.

Cara evakuasi hiu paus, kata Fahmi, bisa menggunakan alat berat atau menggiring ke laut. ”Kalau memakai alat berat risikonya tinggi, apalagi kalau hiu paus ada luka-lukanya. Selain itu, berbeda dengan evakuasi paus, hiu itu ikan, jadi tidak boleh lepas dari air,” katanya.

Jika memungkinkan, ia cenderung memilih teknik penggiringan. Caranya, menaburkan ikan- ikan kecil agar hiu itu mengikuti dan diarahkan ke laut. Namun, pilihan itu baru mungkin berhasil jika diikuti dengan mematikan mesin pompa penyedot yang menimbulkan arus di kanal.

Secara terpisah, Kepala Seksi Program dan Evaluasi BPSPL Denpasar Permana Yudiarso mengatakan, pihaknya berkomitmen mengupayakan jalan terbaik untuk mengembalikan hiu paus ke laut. ”Upaya ini akan dibahas dengan LIPI sebagai otoritas ilmiah. Perlakuan harus hati-hati karena ini dilindungi,” katanya.

Rencana evakuasi
Rabu mendatang, BPSPL, wakil LIPI, dan direksi PPJB (yang mengelola PLTU Paiton) akan menggelar rapat teknis evakuasi. Nantinya akan diketahui langkah teknis, termasuk opsi mematikan pompa penyedot atau memasuki kanal yang adalah area terlarang dan berbahaya. ”Ikannya sebisa mungkin dikembalikan ke laut. Selain itu, PLTU sebagai obyek vital nasional secara teknis tidak boleh diganggu,” kata Permana.

19564797hDisinggung soal lama penanganan dan risiko ikan kelaparan, Permana mengatakan, kondisi kanal PLTU Paiton cukup dalam, yang terhubung ke laut, sehingga masih banyak ikan kecil. Pihaknya berkomitmen mengeluarkan hiu paus secepat mungkin.

Sejak Senin (2/2), BPSPL Denpasar mendapatkan informasi resmi dari PLTU Paiton tentang peristiwa itu. Hiu diduga di kanal sehari sebelumnya. Para pemangku kepentingan di Probolinggo, termasuk PLTU Paiton, telah mendapatkan pelatihan dalam Jejaring Tim Penanganan Hiu Paus Terdampar di Probolinggo.

Hiu paus (Rhincodon typus) rutin melintasi perairan Probolinggo dan sekitarnya pada bulan Januari-April. (ICH)

Sumber: Kompas, 9 Februari 2015

Posted from WordPress for Android

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta
Harta Terpendam di Air Panas Ie Seum: Perburuan Mikroba Penghasil Enzim Masa Depan
Haroun Tazieff: Sang Legenda Vulkanologi yang Mengubah Cara Kita Memahami Gunung Berapi
BJ Habibie dan Teori Retakan: Warisan Sains Indonesia yang Menggetarkan Dunia Dirgantara
Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia
Berita ini 17 kali dibaca

Informasi terkait

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Jumat, 13 Juni 2025 - 13:30 WIB

Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia

Jumat, 13 Juni 2025 - 11:05 WIB

Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer

Jumat, 13 Juni 2025 - 08:07 WIB

James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta

Rabu, 11 Juni 2025 - 20:47 WIB

Harta Terpendam di Air Panas Ie Seum: Perburuan Mikroba Penghasil Enzim Masa Depan

Berita Terbaru

Artikel

James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta

Jumat, 13 Jun 2025 - 08:07 WIB