Pendidikan tidak dapat dijalankan dengan cara yang biasa-biasa saja atau business as usual. Kini, pendidikan harus menjadi prioritas utama dalam pembangunan bangsa agar dapat memiliki daya saing dalam kancah global.
Apalagi, tuntutan terhadap pendidikan bukan sekadar membuka akses, melainkan pendidikan berkualitas dan inklusif bagi semua orang. Pendidikan pun sekarang tidak bergerak hanya di wajib belajar pendidikan dasar, tetapi juga dimulai dari usia dini hingga pendidikan menengah.
“Tanpa pendidikan berkualitas, tidak mudah dapat pekerjaan baik, kesehatan, dan masa depan yang baik. Jadi, investasi pendidikan itu harus sejak usia dini karena memberikan dampak besar. Namun, 40 persen anak di negara berkembang masih hidup dalam kemiskinan sehingga harus dijangkau,” kata Julia Gillard, Chair of the Board of Directors, The Global Partnership for Education yang juga mantan Perdana Menteri Australia. Hal itu diungkapkannya dalam konferensi internasional ke-4 tentang Pengentasan Masyarakat dari Kemiskinan dan Perkembangan Anak yang dilaksanakan Asia-Pacific Regional Network for Early Childhood di Beijing, Tiongkok, Kamis (22/10), demikian dilaporkan wartawan Kompas,Ester Lince Napitupulu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Jeffrey Sach selaku Direktur dan Guru Besar The Earth Institute, Columbia University, Amerika Serikat, mengatakan, tiap negara secara internal ataupun kemitraan global harus berjuang agar pendidikan anak usia dini dan pendidikan universal berkualitas bisa tercapai sebagai komitmen pada tujuan pembangunan berkelanjutan. Tiap negara harus mengidentifikasikan intervensi kunci yang dibutuhkan agar operasional pendidikan berkualitas tercapai.
“Pendidikan kini harus jadi leading sector (sektor utama) dalam pembangunan. Perlu pengukuran hasil belajar tepat. Selain itu, perkuat riset yang mendukung cara efektif dan inovatif untuk operasionalnya,” katanya.
Terkait investasi pendidikan yang berdampak pada kemajuan, Tiongkok dijadikan contoh. Rana Flowers, Perwakilan Unicef Tiongkok, mengatakan, sejak reformasi, Tiongkok menaruh perhatian besar pada pendidikan.
Dalam paparannya, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Harris Iskandar mengatakan, Indonesia menjangkau semua anak usia dini lewat program Satu Desa Satu Pendidikan Anak Usia Dini.
——————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 23 Oktober 2015, di halaman 12 dengan judul “Pendidikan Sektor Utama Pembangunan”.