Pencipta metode pengajaran alat peraga kartu frasa dan kartu bergambar dengan tokoh Budi atau yang lebih dikenal dengan “Ini Budi”, Siti Rahmani binti Abdurrachman, meninggal dunia pada usia 96 tahun, Selasa (10/5) malam. Ibu dari sembilan anak itu mengembuskan napas terakhir di rumahnya, Jalan Petamburan I Nomor 8 RT 002 RW 001, Jakarta Pusat, akibat diabetes dan gangguan ginjal.
Rabu, jenazah Rahmani dikebumikan di Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta Pusat, setelah sebelumnya disemayamkan di kediaman.
Kamerni Rauf, salah satu putra Rahmani, mengatakan, ibunya sekitar tujuh tahun terakhir hanya terbaring beristirahat di kasur karena sakit.
Kamerni meluruskan, banyak orang yang keliru dan telanjur menganggap sang ibu pembuat buku paket Bahasa Indonesia yang bermaterikan “Ini Budi”. “Ibu hanya pembuat alat peraga dengan tokoh Budi,” ujarnya.
Alat peraga itu terdiri atas lima gambar dengan lima frasa, yakni gambar Budi, ayah Budi, ibu Budi, kakak Budi, dan adik Budi. Adapun lima frasa itu adalah “ini Budi”, “ini ayah Budi”, “ini ibu Budi”, “ini kakak Budi”, dan “ini adik Budi”.
Frasa dan gambar tersebut dicetak dalam bentuk kartu dengan bahan kertas karton. Guru akan memasang salah satu kartu gambar di papan tulis dan meminta siswa untuk mengambil kartu frasa yang sesuai dengan gambar. Jika guru memasang kartu bergambar Budi, siswa harus mengambil kartu frasa “ini Budi”, begitu pun dengan kartu gambar dan kartu frasa lainnya.
Penggunaan nama Budi sendiri mengacu pada buku paket pelajaran Bahasa Indonesia terbitan PN Balai Pustaka tahun 1976 yang pada masa itu banyak menggunakan tokoh Budi sebagai contoh. Alat peraga tersebut diproduksi massal pada 1984-1992. Kamerni menjelaskan, alat peraga ini dinilai cocok untuk anak kelas I SD saat awal belajar membaca dan menulis.(C11)
—————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 12 Mei 2016, di halaman 11 dengan judul “Pencipta Alat Peraga “Ini Budi” Telah Tiada”.