Pemerintah Cabut 76 Izin Pembukaan Program Studi

- Editor

Selasa, 6 Agustus 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pemerintah mencabut izin pendirian dan pembukaan program studi pada 76 perguruan tinggi swasta. Pencabutan dilakukan pada perguruan tinggi yang tidak memenuhi standar nasional di Indonesia. Di lain sisi, pemerintah memberikan kemudahan bagi perguruan tinggi yang ingin membukan program studi baru, terutama program terkait sains, teknologi, rekayasa, dan matematika.

KOMPAS/DEONISIA ARLINTA–Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir

Pencabutan izin operasional di 79 perguruan tinggi swasta tersebut terhitung sejak Januari-Juli 2019. Dalam lima tahun terakhir, setidaknya sudah ada 130 perguruan tinggi swasta yang dicabut izin operasionalnya. Adapun total perguruan tinggi yang aktif secara keseluruhan terdata lebih dari 4.800 perguruan tinggi, baik perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir di Jakarta, Jumat (2/8/2019) mengungkapkan, penutupan perguruan tinggi disebabkan oleh beberapa faktor terkait dengan standar nasional perguruan tinggi. Standar ini untuk menjamin mutu perguruan tinggi dari berbagai aspek, seperti aspek kelembagaan, sistem pembelajaran, dan dosen.

Selain itu, persolanan lain yang dijumpai, antara lain karena terjadi permasalahan di bagian internal perguruan tinggi, tidak ada mahasiswa yang terdaftar, serta adanya permintaan dari perguruan tinggi tersebut. Penutupan ini juga untuk mencegah adanya kecurangan di perguruan tinggi, seperti jual-beli ijazah.

“Kalau memang masih ada mahasiswa yang ada di perguruan tinggi yang ditutup, bagi mahasiswa semester awal bisa diarahkan ke perguruan tinggi lain. Sementara, mahasiswa tingkat akhir akan kami passing out (dipindahkan),” katanya.

Nasir pun mengimbau agar mahasiswa yang akan memilih perguruan tinggi untuk mengecek status perguruan tinggi yang hendak dituju. Pengecekan keaktivan perguruan tinggi bisa dilihat di pangakalan data pendidikan tinggi (PDDikti) di laman web milik Kemristek dan Dikti.

Meskipun ada pencabutan izin operasional dari sejumlah perguruan tinggi, pemerintah tetap memberikan kemudahan bagi perguruan tinggi yang ingin membuka program studi baru. Namun, kemudahan ini diberikan terutama untuk pembukaan program studi yang terkait dengan ilmu sains, teknologi, rekayasa, dan matematika (STEM).

Direktur Pengembangan Kelembagaan Pendidikan Tinggi Kemristek dan Dikti, Ridwan, menyampaikan, kemudahan pembukaan program studi dilakukan melalui upaya percepatan perizinan. Ada tiga aksi utama percepatan yang ditekankan, yakni adanya relaksasi aturan dalam penyederhanaan syarat jumlah minimum dosen, percepatan proses evaluasi yang ditargetkan bisa selesai hanya dalam 15 hari, serta peningkatan sistem informasi melalui penambahan fitur tanda tangan digital.

“Kemudahan dalam pembukaan program studi terus ditingkatkan. Namun, kemudahan ini prioritas untuk program studi STEM. Sementara, program studi lain yang memang jumlahnya sudah banyak sementara akan dimoratorium. Program studi yang dimoratorium pada tingkat sarjana antara lain, prodi keperawatan dan kedokteran,” ujarnya.–DEONISIA ARLINTA

Editor ANDY RIZA HIDAYAT

Sumber: Kompas, 2 Agustus 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB