Kelestarian alam di Cagar Alam Cycloop di Jayapura, Papua, terancam akibat pembukaan lahan untuk permukiman warga dan ladang, pembalakan liar, serta perburuan satwa. Berdasarkan patroli pada Maret-Juli 2017, tim gabungan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Papua bersama USAID Lestari dan tim pendamping masyarakat mitra polisi hutan pada Maret-Juli 2017 menemukan kasus-kasus tersebut terjadi di 313 titik.
Saat patroli di daerah Moi yang meliputi Kampung Dosay hingga Kampung Sabron pada April 2017, misalnya, tim menemukan perambahan hutan seluas 53,7 hektar, satu titik lokasi pembakaran hutan yang dijadikan kebun nanas seluas 15 hektar, dan pendirian 19 bangunan yang kemudian didiami warga.
“Selama ini kami telah berupaya untuk menyosialisasikan kepada warga yang bermukim di sekitar Cycloop tentang pentingnya menjaga kawasan konservasi tersebut. Kami bekerja sama dengan Masyarakat Mitra Polhut, BBKSDA Papua, dan tokoh masyarakat,” kata Koordinator USAID Lestari Paschalina Renwarin dalam kegiatan Penilaian Efektivitas Pengelolaan Lima Kawasan Konservasi di Papua, Senin (14/8), di Jayapura.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Masyarakat dilibatkan
Ia menuturkan, pihaknya telah mengupayakan sejumlah cara untuk menghentikan titik ancaman di kawasan Cycloop. “Salah satu alternatif yang kami tawarkan kepada warga adalah penanaman komoditas vanili di luar kawasan agar bisa menghentikan pembukaan lahan pertanian di Cycloop,” tutur Paschalina.
Kepala BBKSDA Papua Timbul Batubara mengatakan, pihaknya memberdayakan masyarakat setempat sebagai mitra untuk pengawasan Cycloop. “Kami sudah melibatkan 80 warga sebagai tenaga Mitra Polhut. Mereka akan mendapatkan biaya dari kami untuk kegiatan perlindungan Cycloop,” ujarnya.
Ia mengatakan, petugas Polhut di Papua hanya berjumlah 40 orang untuk mengawasi 4,3 juta hektar kawasan konservasi di Papua. “Satu petugas menjaga seluas 100.000 hektar kawasan. Karena itu, kami sangat membutuhkan bantuan masyarakat setempat,” ujar Timbul. (FLO)
—————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 15 Agustus 2017, di halaman 4 dengan judul “Pembukaan Lahan Ancam Cagar Alam Cycloop”.