Peluang Belajar di China Diperlebar

- Editor

Rabu, 22 Maret 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sebanyak 20 perguruan tinggi dari Provinsi Guizhou, China, menandatangani nota kesepahaman dengan 62 SMA, SMK, dan perguruan tinggi Indonesia. Harapannya, semakin banyak mahasiswa Indonesia yang menimba ilmu di negeri tersebut.

Penandatanganan dilakukan di Jakarta, Selasa (20/6), dan diikuti dengan pameran pendidikan 20 perguruan tinggi China. Hadir dalam acara itu Duta Besar China untuk ASEAN Xu Bu serta Gubernur Guizhou Sun Zhigang.

“Indonesia sebagai negara terbesar di Asia tenggara merupakan mitra penting bagi China. Hubungan yang dibangun kini tidak hanya politik dan ekonomi, tetapi juga pendidikan,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Provinsi Guizhou Wang Fengyou.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Perguruan tinggi-perguruan tinggi yang berpartisipasi dalam pameran itu memiliki berbagai latar belakang keilmuan. Ada yang khusus vokasi dan ilmu terapan, perguruan tinggi komprehensif, institut kedokteran, dan ada pula universitas khusus yang mendalami ilmu pemerintahan serta kebijakan terkait hak-hak kaum minoritas di China.

KOMPAS/WAWAN H PRABOWO–Pemerintah Provinsi Guizhou, China, bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menggelar pameran pendidikan di Ballroom, Hotel Shangri-La, Karet Tengsin, Jakarta, Selasa (20/6). Pameran yang baru pertama kali digelar di Jakarta tersebut menampilkan puluhan institusi pendidikan di bidang ilmu pengetahuan, teknik, sastra, sejarah, filsafat, ekonomi, kedokteran, olahraga, bahasa, dan seni.

Menurut Wang, mahasiswa Indonesia bisa melamar untuk mendapat beasiswa dari Pemerintah China, pemerintah provinsi, ataupun perguruan tinggi. Mahasiswa asing juga diberi kesempatan mempelajari bahasa Mandarin sebelum mulai kuliah.

Sekretaris Jenderal Sekretariat Menteri Kebudayaan Asia Tenggara Gatot Hari Priowirjanto menjelaskan, pihaknya menargetkan 3.000 mahasiswa Asia Tenggara bisa berkuliah di China per tahun 2020. Untuk Indonesia diupayakan terpenuhi dulu 1.500 orang. “Tahun-tahun sebelumnya yang kuliah ke China adalah lulusan SMA yang akan melanjutkan ke S-1. Sekarang juga terbuka beasiswa untuk mahasiswa S-2 dan S-3,” ujarnya.

Beasiswa
Beasiswa yang disiapkan bisa berupa gratis uang kuliah dan uang asrama. Mahasiswa diberi uang saku bulanan oleh Pemerintah China. Bisa juga gratis uang kuliah dan biaya asrama, tetapi harus menanggung biaya hidup sehari-hari.

Menurut Gatot, biaya hidup di negeri “Tirai Bambu” itu lebih murah dibandingkan dengan hidup di kota-kota besar di Indonesia. (DNE)
————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 21 Juni 2017, di halaman 12 dengan judul “Peluang Belajar di China Diperlebar”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 5 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB