Pelihara Anjing Bermanfaat bagi Kesehatan Jantung

- Editor

Selasa, 21 November 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Memelihara anjing ternyata tak hanya menyenangkan, tetapi juga bermanfaat bagi kesehatan. Para pemilik anjing memiliki risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular lebih rendah dibandingkan mereka yang tak memelihara hewan itu. Itu disebabkan memiliki anjing mendorong seseorang untuk beraktivitas fisik.

Demikian hasil studi pada 3,4 juta penduduk Swedia yang sebelumnya tak menderita penyakit kardiovaskular. Tim peneliti menganalisis data registrasi nasional pada populasi berusia 40-80 tahun, dan mengaitkan tujuh sumber data nasional berbeda secara bersamaan, termasuk dua pencatatan kepemilikan anjing. Dalam studi yang dipublikasikan di Scientific Reports, tim menganalisis data mulai tahun 2001 sampai 2012.

Studi sebelumnya telah menunjukkan kaitan ini, tetapi belum ada kesimpulan dengan ukuran populasi besar seperti studi ini. Jadi, memelihara anjing punya banyak manfaat, termasuk kesehatan jantung. ”Apakah Anda memiliki anjing atau tidak, hidup aktif bisa membantu memperbaiki kesehatan jantung,” kata Mike Knapton dari Yayasan Jantung Inggris.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di Swedia, setiap penduduk memiliki nomor identitas unik. Setiap kunjungan ke rumah sakit tercatat dalam basis data nasional, di mana registrasi kepemilikan anjing jadi kewajiban sejak tahun 2001. Tim peneliti kemudian mempelajari kondisi penduduk yang tercatat sebagai pemilik anjing dengan diagnosis lanjut penyakit kardiovaskular atau penyebab kematian lainnya.

”Temuan menarik dari studi ini ialah memiliki anjing jadi faktor pelindung penting bagi mereka yang hidup sendiri, yang dilaporkan berisiko lebih tinggi terkena penyakit kardiovaskular dan kematian daripada mereka yang hidup berumah tangga atau bersama orang lain. Anjing jadi anggota keluarga penting bagi mereka yang hidup sendiri,” kata pemimpin studi itu, Mwenya Mubanga, dari Universitas Uppsala, Jumat (17/11).

Hasil studi itu menunjukkan, lajang yang memiliki anjing berisiko meninggal 33 persen lebih rendah dan berisiko terkena penyakit kardiovaskular turun 11 persen dibandingkan lajang yang tidak punya anjing. Temuan menarik lain ialah pemilik anjing dari keturunan asli yang dibiakkan untuk berburu paling terlindungi dari risiko kesehatan itu.

Manfaat itu bisa diperoleh para pemilik anjing dengan meningkatkan kontak sosial ataupun ada perubahan mikrobioma bakteri yang mereka miliki. Mikrobioma adalah sekumpulan spesies mikroskopis hidup di usus. Diduga, anjing memengaruhi mikrobioma pemiliknya karena anjing mengotori lingkungan rumah sehingga orang terpapar bakteri.

”Studi epidemiologi ini mencari kaitan pada populasi besar, tapi tak menjawab bagaimana anjing melindungi dari penyakit kardiovaskular. Penjelasannya antara lain pemilik anjing umumnya memiliki level aktivitas fisik lebih tinggi, kontak sosial meningkat, atau efek mikrobioma bakteri di anjing pada pemiliknya,” kata Tove Fall, penulis senior studi itu yang juga Associate Professor Bidang Epidemiologi di Universitas Uppsala.

”Ada kemungkinan perbedaan antara pemilik dan nonpemilik sebelum membeli anjing, yang memengaruhi hasil studi kami, misalnya mereka memilih punya anjing agar lebih aktif dan lebih sehat. Riset ini didukung desain berbasis populasi. Hasil studi ini untuk populasi Swedia, tetapi juga bisa untuk populasi di negara Eropa lain dengan kultur sama dalam kepemilikan anjing,” kata Tove Fall. (BBC/SCIENCEDAILY)–EVY RACHMAWATI

Sumber: Kompas, 21 November 2017

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB